Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kurang Ajar di Balik Isu Pergantian KHMA dengan BTP

15 Februari 2019   09:00 Diperbarui: 15 Februari 2019   09:34 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi ini belepotan di dalam membuat sebuah cerita dan kemungkinan politik itu. Sah saja sih mau berbuat apa, demi kemenangan namun tidak perlu membuat kesengsaraan pada pihak lain. Menarik adalah apa  yang dilakukan istri dan anak Ahmad Dhani ketika bapak-suaminya dimasukan penjara, mengapa diam semua ketika anak-istri Ahok juga mengalami? Atau kalian merasa bahwa hanya kelompok kalian yang punya rasa kehilangan?

Apa sekarang yang dirasakan putera-puteri dan istri Pak Kyai coba jika seolah jadi permainan di mana dengan adanya skenario abal-abal seperti itu. seolah Pak Kyai hanya menjadi boneka dan pupuk bawang semata. Di mana penghargaan atas orang yang sudah sepuh, jika tidak mau mengakui keulamaannya.

Demokrasi itu ada periodisasi, pemilu jelas lima tahun sekali, itu ada dalam UU, mengapa selalu saja membuat asumsi, mengintip di tikungan untuk berharap kejatuhan yang sedang mendapatkan kepercayaan memimpin. Ini yang perlu dibina dan didik agar menjadi pelaku demokrasi bermartabat.

Lihat saja sepanjang empat tahun lebih kemarin, bagaimana perilaku yang mengaku oposisi itu, hanya memikirkan kejatuhan pemerintahan. Apapun isunya adalah Jokowi salah, melanggar hukum, dan mau dijatuhkan. Eh kini pemilu saja belum, pun sudah dibuat ide dan gagasan yang sama dengan yang dilakukan.

Apa yang dipertontonkan hanya sebuah pembuktian bahwa mereka sudah tidak lagi memiliki gambaran bagaimana mengejar ketertinggalan suara pemilih yang cukup potensial. Ini kesalahan mereka sendiri sepanjang periode kemarin yang tidak mempersiapkan narasi baik, selain wacana dan merancang kejatuhan dengan alasan apapun juga.

Doa agar Jkw-KHMA menang, dan berhenti di sana, bukan yang akan ada pergantian di tengah jalan. Sudah berlebihan dan kurang berdasar sebagai sebuah negara demokrasi. Titik cerah bahwa bangsa ini akan menjadi negara besar dan berdaulat itu tidak perlu diserahkan pada para petualang yang hanya menantikan kursi dan kekayaan bangsa ini semata.

Terima kasih dan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun