Beberapa tahun lalu, jangan ada harapan ucapan selamat Natal dan Tahun Baru di jalan, media televisi, dan sejenisnya. Hanya karena karyawan mengenakan topi santa saja bisa jadi heboh, memangnya topi santa itu mengbah iman? Dan adanya sweeping demi sweping oleh ormas tertentu itu sangat biasa, Â bahkan polisi pun diam semata. Ini masalah kepemimpinan bukan soal mayoritas dan minoritas. Toh lembaga yang lebih banyak pengikutnya tidak sekaku dan sekasar itu perilakunya.
Penafsiran atas tafsiran yang diakui sebagai kebenaran hakiki dan bahkan mutlak seperti Sabda Tuhan telah menggejala. Di sanalah adanya pemaksaan kehendak dan upaya penyeragaman. Di sinilah nilai toleransi terciderai. Apa yang diperjuangan dengan ngotot dan otot semata itu pun tafsiran sesuai kepentingannya sendiri. Buah dari perilaku umat beragama yang akan memberikan arah mana yang lebih tepat sebagai manusia beragama.
Mengapa masuk kanal politik? Karena ini bukan soal humaniora, namun soal politik. Kepentingan politik yang menggunakan sentimen keagamaan demi meraih kekuasaan.
Selamat Tahun Baru Imlek.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H