Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pembelaan untuk Ahmad Dhani, Mengapa Ratna Sarumpaet Dilupakan?

29 Januari 2019   19:22 Diperbarui: 30 Januari 2019   12:17 2906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Dhani ditahan. Kompas.com/Tri Susanto Setiawan

Masuknya Ahmad Dhani ke bui memberikan sebentuk tanya ketika pembelaan dari Fadli Zon yang berbeda dengan sikapnya dengan kisah Ratna Sarumpaet.

Sikap Zon berubah drastis ketika Ratna ketahuan melakukan kebohogan dan rekayasa. Pemecatan pun langsung diputuskan. Tapi Fadli Zon tidak melakukan hal serupa terhadap Ahmad Dhani.

Padahal, keduanya sama-sama "oposan" garis keras. Reputasi dan duet mereka ketika melontarkan kritikan bagi pemerintah pasti heboh dan memberikan dampak. Sebab, banyaknya pendukung yang meyakini itu sebagai kebenaran, langsung dibagikan dengan gegap gempita. Masif. Dan seolah duet anatara Owi-Butet saling mengisi satu sama lain.

Sebentar menengok ke belakang, sehingga tidak lupa, bagaimana ugal-ugalannya kisah Ratna Sarumpaet ketika itu.

Ada pengakuan jika, RS yang sedang mengadakan perjalanan ke Bandung dihajar oleh orang-orang muda, berbadan tegap, dan berambut cepak.

Mukanya sembab dan menunjukkan bekas luka yang cukup mengagetkan, belum lagi narasi yang dikembangkan berikutnya, heboh.

Konfrensi pers bahwa ada orang manula, yang digebuki oleh orang muda, bagaimana pemerintah. Ingat langsung menyebut pemerintah, menjaga warganya. Langsung menuding bahwa pemerintah tega pada manusia tua, manula, dan menggebugi dengan perilaku ugal-ugalan.

Ternyata yang ugal-ugalan adalah yang mengadakan konferensi pers. Tanpa adanya klarifikasi, ataukah karena memang sengaja menciptakan kebohongan?

Ketika fakta satu demi satu terkuak, paling sederhana itu, tidak ada penerbangan malam, akhirnya mulai terbuka bahwa gegap gempita itu hanya sebuah "settingan" gagal.

Pernyataan dokter yang mengaku bisa membedakan bahwa itu adalah pukulan dimentahkan dokter ahli bedah yang tahu itu oplas, dan tekanan bahwa fakta makin membuktikan bukan kekerasan oleh "pemuda" cepak, yang mau mengarah ke mana tidak bisa dibuktikan, mengaku bahwa itu adalah oplas.

Seketika itu semua mengaku bahwa mereka adalah korban kebohongan RS. Ada politik sepuh yang mendadak alim karena disuguhi dhaharan gudeg. Langsung pemecatan dari tim pemenangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun