Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Korupsi di Mata Capres

18 Januari 2019   12:58 Diperbarui: 18 Januari 2019   13:22 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sikap mereka selama ini tidak cukup kuat mendukung pemberantasan korupsi. Salah satu tokoh mereka sering meneriakan bubarkan KPK. Atau ada yang hanya mengatakan bagaimana operasi receh saja bisa menyelesaikan masalah pelik.

Ketiga hal tersebut banyak memberikan bukti bahwa mereka masih sebatas konsep, wacana, ide, dan gagasan semata, soal realisasi nanti dulu. Yang penting kan debat dan terlihat keren. Perlu melihat ke belakang dan rekam jejak mereka di dalam mengusung pemberantasan korupsi.

Bagaimana bisa percaya dengan capres dan calon pemimpin negara yang masih meloloskan banyak, ingat termasuk paling banyak di antara partai politik mengusung mantan koruptor.  Paling mengerikan dalam diri M. Taufik di mana adiknya juga terpidana. 

Ia melakukan berbagai upaya untuk bisa kembali menjadi caleg. Tuntut sana tuntut sini, toh kedua tokoh sentral itu diam saja.  Lebih miris lagi bisa juga menjadi wakil gubernur DKI lagi. Yang diembat pun bukan main-main, uang untuk pemilu. Toh diam saja.  Tidak ada upaya bukan?

Koalisi mereka juga tidak memberikan harapan cerah soal ini. Beberapa indikasi memberikan bukti dan data ada semua, bagaimana petinggi PAN dan elit PKS berkicau soal korupsi. Juga mereka masih saja mengusung calon mereka yang sudah pernah tersandung kasus yang sama.

PAN. Zulkifli Hasan ini cukup memilukan, bagaimana keluarga Zulhas banyak yang masuk bui dengan kasus yang sama. Miris lagi mengantar adiknya masuk penjara dengan gagah menggunakan mobil dinas ketua MPR, plat merah, tanpa risih. 

Masih belum percaya, cek itu belum terlalu lama.  Bayangkan ketua MPR mengantar adik masuk bui karena korupsi.

Kader-kadernya cukup banyak juga yang tersangkut soal ini. Dan pendapatnya bukannya menghardik, namun malah seolah memberikan pembenar, karena gaji yang diperoleh kecil. Jelas ini fatal sebagai pejabat publik dan elit partai politik berbicara mengenai hal demikian.

PKS, ada "bekas" dan malah tidak jelas statusnya, menyatakan mendesak untuk pembubaran KPK. Bagaimana bisa ada KPK saja maling bergentayangan, apalagi tidak ada KPK? Nalarnya tumpul, bahwa masalah korupsi masih begitu masif iya, namun adanya perubahan dan harapan membaik perlu juga dilihat dan diyakini dengan reputasi lembaga ini.

Gerindra mau tidak mau juga terlibat, selain mengusung caleg mantan koruptor, toh isu paling kencang dalam isu mahar politik pilkada serentak kemarin adalah mereka. 

Pun isu yang sama dalam pilpres soal kardus tidak jauh-jauh dari uang. Susah bagi mereka berbicara pemerintahan bersih jika model uang masih menjadi panglima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun