Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Saloka, Ceria Tiada Habisnya

9 Januari 2019   17:46 Diperbarui: 9 Januari 2019   17:47 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan gambar milik pribadi

SALOKA, Ceria Tiada Habisnya

Saloka itu sebuah obyek wisata baru di Kabupaten Semarang yang menyataka diri sebagai sebuah negeri imajinasi yang memberikan keceriaan. Taman rekreasi terbesar di Jawa Tengah. Berada di Lopait, Tuntang, yang langsung berada di jalur utama Semarang-Solo.  Perjalanan baik jalur negara ataupun tol, tidak sampai setengah jam baik dari Salatiga atau Bawen. Cukup strategis, dari Jogya, Solo, atau Semarang.

Kemarin, 8 Januari sempat menikmati hampir empat jam berkeliling, di tepian Rawa Pening dengan beragam permainan dan ada juga pengetahuan dalam Lumbung Ilmu Pengatuhan, Galileo. Di mana itu wahana untuk tahu banyak mengenai gunung berapi, tata surya, aneka hewan langka, dan mengenai tubuh manusia. Diperlengkapi pendingin ruangan dengan tata suara dan cahaya yang sangat memanjakan pengunjung. Posisi di bagian depan dekat loket bisa saja dikunjungi awal, atau akhir sebagai tempat ngadem usai panas-panasan.

Usai soft opening menyambut libur Natal dan Tahun Baru kemarin, harta tiket masuk saat ini adalah Rp. 120.000,00 pada tengah pekan, dan Rp.150.000, 00 di akhir pekan dan hari libur nasional. Memang masih dalam tahap pengembangan, dan nanti kisaran liburan sekolah tengah tahun akan secara penuh wahana-wahannya dan grand opening akan dilakukan. Ada beberapa yang masih pengerjaan seperti wahana air, juga studio 3D, dan beberapa arena permainan lainnya.

Jika sekarang mau menikmati, toh sudah sekitar 75%-an siap untuk dipakai. Dengan arena permainan yang sudah ada, pemakaian tiap wahana normal, karena berangkat di tengah pekan, jadi tidak antri sama sekali. Dari beberapa wahana yang saya coba, malah hanya tiga saja yang bersama orang lain. jauh lebih banyak yang sendiri atau berdua dengan ponakan saja. Seolah menyewa untuk pribadi. Empat jam yang cukup memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Beberapa keuntungan dan patut menjadi catatan positif di mana bagi rekan-rekan yang mau mencoba wahana ini;

Wahana permainan sangat beragam, ada juga untuk khusus anak-anak, dewasa, dan juga anak-anak namun dewasa juga bisa memainkannya. Jadi bagi keluarga yang membawa anak-anak tidak perlu khawatir dengan arena atau wahana yang memang menyediakan untuk segala umur.

Jangkauan yang cukup mudah, relatif juga terjangkau harga tiketnya, sehingga menjadi pilihan yang cukup menjanjikan bagi keluarga yang mau menikmati hiburan dan mencari suasana baru. Tidak perlu khawatir jika tidak memiliki kendaraan pribadi karena mudah dan dalam jalur angkutan umum yang cukup banyak.

Pengunjung yang membawa kendaraan sendiri, karena tempat parkir cukup jauh, disediakan angkutan untuk ke dan dari parkiran ke tempat penjualan tiket. Lumayan sebagai pelayanan yang membuat makin menariknya salah satu destinasi wisata baru ini.

Kehijauannya sudah terlihat, meskipun masih dalam masa penanaman bagi tanaman besar, namun bagi tanaman-tanaman kecil, dan bunga-bunga sudah menambah keelokan taman wisata ini. Enam bulan ke depan jelas jaminan kesegaran dan kesejukannya akan bertambah.

Pemakaian nama-nama wahana permainan berbau Jawa membuat lebih nyaman, juga sapaan, sugeng rawuh, sugeng siyang, dan seterusnya menambah ciri ini memang Jawa Tengah. Liku-liku untuk memberikan nama roller coster, atau senggal senggol untuk bom bom car, rumah hantu juga dikurangi keangkerannya menjadi adu nyali, menjadi penambah daya tarik yang mengakrabkan pengunjung.

Ada hampir 40 wahana permainan, dan yang sudah siap sekitar 25-an cukup menguras tenaga juga.  Apalagi di dalam kondisi cuaca yang model seperti ini, mendung panas silih berganti, jadi mudah capek dan lelah.  Secara umum sih menyenangkan.

Beberapa wahana permaianan adalah

Cakrawala, bisa menikmati pemandangan Rawa Pening, di kejauhan perkebunan kopi PTP Asinan, jembatan Tuntang dengan berputar hingga ketinggian maksimal 33 meter. Pemandangan seluruh Saloka jelas tidak ada yang tidak bisa dinikmati.

Galileo, lumbung ilmu Galileo, berisi mengenai gunung, pengetahuan tata surya, tsunami, permesinan, manusia, hewan purba, dan juga ada dunia luar angkasa. Bisa juga untuk mengaso sambil ngadem. Jadi lebih baik belakangan saja ke sini.

Adu nyali, biasa dikenal rumah hantu dengan aneka penakut, suara, dan visual yang mengerikan memang. Perlu sangat hati-hati bagi yang ciut nyali, karena memang mengerikan juga, apalagi sendirian. Ruangan yang gelap dengan aneka suara seram, apalagi  memikirkan legenda Baruklinting membuat makin seram. Aman sih.

Paku bumi, asyik juga ini, hanya karena sendirian jadi tidak jadi seru. Bagaimana rasanya diangkat ke atas dengan cepat dan diturunkan dengan cepat pula. Akan lebih seru jika beramai-ramai, karena berteriak-teriak dengan teman lebih asyik. Sendiripun asyik hanya lucu dan sepi.

Bagi yang perlu makan dan  minum tidak perlu khawatir. Banyak tersedia makanan favorit dan mudah diterima oleh lidah siapapun, seperti es krim, nasi goreng, mia ayam, bakso, dan sejenisnya. Jelas cocok lah dengan lidah kita. Soal harga juga relatif wajar.

Memang masih sangat terbatas soal oleh-oleh dan souvenir. Memang bisa sih ke arah Solo-Salatiga (arah selatan)  sekitar satu kilo meter ada pusat souvenir dalam pasar tepi jalan yang jauh lebih lengkap. Produk bambu untuk alat-alat rumah tangga, produk logam untuk perabot dapur, ataupun hiasan rumah lainnya banyak tersedia. Jadi agak di luar namun tidak jauh juga.

Masih banyak lagi yang tersaji, asyik dan semarak pokoknya. Namun ada beberapa hal jika ditambahkan akan menjadi lebih keren lagi.

Coba tambahkan mengenai enceng gondok. Mengapa saya rekomendasikan, tampilan dari atas itu pengunjung akan melihat Rawa Pening yang hampir seluruhnya hijau karena enceng gondok. Coba di ruang Galileo itu ada aniasi atau stan mengenai enceng gondok, produk enceng gondok, dan bagaimana "peningnya" mengatasi itu.

Kedua bisa ditambahkan soal kopi. Melihat sedikit ke arah barat laut terhampar perkebunan kopi Asinan dengan bukit-bukitnya yang hijau. Alangkah lebih bagus jika kopii itu  dikupas habis. Ingat khas juga kopi untuk Indonesia dan Kabupaten Semarang. Jenis kopi, produk kopi, dan aneka hal ikhwal kopi lainnya akan menambah semarak Lumbung Ilmu Galielo.

Dua tambahahan itu menambah muatan lokal dan kontekstual dengan daerah setempat. Juga membuka peluang bagi industri rumah tanggan sekitar tempat wisata.

Terima kasih dan salam

Keterangan gambar milik pribadi
Keterangan gambar milik pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun