Dulu, di asrama, berhadapan dengan seorang guru agama Pendidikan Agama Islam sebuah sekolah favorit. Di rumah ia menyewakan kamar untuk kost mahasiswa. Ada dua kejadian cukup aneh sebenarnya, lucu juga.
Pertama, ia memberikan batasan kalau lonceng kapel kami, hanya boleh dibunyikan dua kali setahun, yaitu Natal dan Pekan Suci. Dan itu pun disepakati dan dilakukan dengan semestinya. Apakah ia yang memegang musolah tidak mengumandangkan adzan? Jelas lima kali seharilah.
Kedua, di sekolah ia tidak mau bersalaman dengan guru agama dan guru beragama lain. Tetapi di  rumahnya ia menerima kost anak-anak mahasiswa jurusan teologi Kristen. Pernah saya bercanda dengan mereka, lha katanya gak mau salaman, kog mau menerima, lha uang beda dong ia menjawab.
Tentu artikel ini taka hendak memuji pengalaman sendiri dan menertawakan pihak lain, namun bagaimana bahwa kebebasan masing-masing itu akan bersinggungan dan beririsan dengan yang lain. Tidak ada yang bisa mutlak sepanjang di dunia.
Kebebasan kita akan  bisa sepenuhnya kita peroleh jika kita juga mau menghargai kebebasan orang lain. Mana bisa sih ada dua kebebasan mutlak tanpa mau saling memahami, mengerti, dan memberikan sebagaian kebebasannya untuk juga memperoleh hak yang sama. Jika ngotot-ngototan, maka akan mendapatkan kegagalan bersama.
Sikap menang-menang perlu diperkokoh. Dalam buku Seven Habbits, Coyey mengatakan orang harus menang-menang, bukan menang kalah sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal. Orang yang menang memang merasa hebat, namun yang kalah bisa terluka, dan itu potensi balas dendam sangat besar. Pilihan sikap memang-menang, menggambarkan kemanusiaan yang dihargai sangat tinggi.
Hal menang-menang itu sikap batin yang perlu dilatih terus menerus, sehingga menjadi tabiat, yang akhirnya menjadi budaya dan gaya hidup. Otomatis bersikap demikian, tanpa menimbanag untung-rugi. Jika masih memikirkan untung-rugi, berarti masih menang-kalah.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H