Bintara akan masuk dan menyalonkan diri jadi kepala desa, dan pasti akan menang. Tidak ada militer kalah, soal bagaimana caranya terserah. Padahal desa adalah pemilihan langsung, pesta rakyat sesungguhnya. Ada calon dari desa lain sekalipun kalau tentara pasti jadi.
Melati dua akan menjadi bupati atau walikota. Hampir seluruh bupati atau walikota adalah tentara dan amat sedikit polisi. Pun hanya angkatan darat. Jangan harap angkatan laut atau udara ada kesempatan. Ada fraksi ABRI di DPR-D I-II apalagi DPR RI. Seperlima anggota dewan jelas diangkat Soeharto dan atas restunya. Apapun keputusan adalah Soeharto.
Bintang dua angkatan darat akan mendapatkan posisi gubernur. Kolonel dan bintang satu akan menjadi anggota dewan daerah tingkat satu, Fraksi ABRI. Apa yang di luar kendali Soeharto kalau begitu coba? Â Bintang tiga dan empat jelas menjadi menteri, ketua lembaga tinggi dan tertinggi negara.
Dua gambaran militeristik dan kendali pembangunan fisik pada anak Soeharto itu sisi lain Orde Baru yang selama ini tidak pernah disebut-sebut oleh Titiek Soeharto yang hendak menghidupkan lagi Orde Baru bagi pemerintahan mendatang jika koalisinya menang.
Ilustrasi pembangunan dan alasan jelas berbeda dan mana yang lebih baik. Pemilih jelas diberikan sajian dengan gamblang.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H