Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Erwin Aksa Kala Asa PKS Kembali Sirna

12 Desember 2018   12:10 Diperbarui: 12 Desember 2018   12:17 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada DKI yang penuh drama, masih juga berseri. Kini karena wagubnya naik pangkat menjadi cawapres, yang bisa cuti namun memilih mundur, memberikan celah drama babak baru. Tarik ulur PKS dan Gerindra sebagai pengusung ternyata tidak sesederhana era lampau. Politis sangat tidak mudah.

Potensi masalah ini adalah Sandi mundur. Memang menjadi ribet jika sekadar cuti. Tidak akan seleluasa dan sebebas apa yang bisa kini ia lakukan. Soal pemeritahan, ya biar parpol yang bekerja, cukup wajar, meskipun seorang pemimpin ya tidak patut berlaku demikian.

PKS Ngebet

Sangat wajar karena memang di pilkada lalu mereka tidak mendapatkan tempat, selain pendukung dan pengusung utama. Kemenangan menjadi harga mati, akhirnya berpikir realistis. Ada harapan di pilpres untuk mendapatkan posisi yang lebih besar. Eh ternyata lagi-lagi Sandi menghalangi. Ketua tim pemenangan pun mereka lagi. Gigit jari lagi.

Pemilu serentak itu sangat berat, maka perlu panggung jika tidak punya tokoh yang terlibat langsung. Posisi DKI-2 ini pun masih tarik ulur. Awalnya jelas hakpenuh PKS, eh diminta adanya fit and proper, sudah setuju dengan berat hati, eh minta ada lebih dari dua nama. Begitu masih lagi jangan nama ini, jangan itu.

Tampak sudah ada titik terang, mentah lagi karena main tarik ulur yang tidak terukur itu. PKS sendiri serba ribet, mau keras di pilpres, jabatan DKI-2 melayang. Melunak di DKI sama juga tidak memiliki panggung sama sekali.

Gerindra danTarik Ulur

Susah bagi Gerindra melepas begitu saja aset DKI-2 ini. mau PKS atau Anies sama-sama susah dipercaya di dalam perpolitikan. Melepaskan itu sama saja memelihara anak macan di kandang domba. Bisa-bisa malah mereka yang dipecundangi. Reputasi demikian jelas sudah dipahami Gerindra.

Langkah taktis yang tarik ulur ini tentu sengaja, mereka butuh PKS untuk mendukung pilpres. Mereka tahu mesin partai PKS paling solid bagi mereka. Di sinilah kecerdikan politik mereka. Jangan sampai DKI-2 lepas, pun pilpres bisa berjalan lancar.

Jauh lebih bisa diterima akal, kalau ini hanya tak tik mereka untuk mengembalikan Sandi sebagai wagub lagi. Gerindra jauh lebih percaya Sandi. Mekanisme akal-akalan akan terjadi dan Sandi kembali jadi wagub. Mengapa demikian? Jelas pilpres itu tidak akan sanggup mereka peroleh. DKI-2 menjadi investasi untuk 2024.

Erwin Aksa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun