Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

212 dan "Keimanan" Jokowi, Prabowo, dan Sandi

5 Desember 2018   05:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   04:57 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciri orang beragama dan beriman  itu terlihat dari rekam jejak,  perilaku, dan aktivitas selama ini. orang beriman itu bukan karena hadir dalam sebuah aksi atau tidak. Beriman dan beragama juga tidak semata karena klaim dari sekelompok ini dan itu, namun aktifitas panjang dan konsisten.

Tanggung jawab. Bagaimana melakukan profesi, pekerjaan, dan apa yang memang menjadi kewajibannya dengan baik. Semua paham siapa-siapa yang datang ke sana, siapa yang hadir itu, bagaimana reputasinya.  Dari sini jelas bukan?

Kejujuran menjadi lebih dikedepankan daripada semata kebanggaan semu. Paling mendasar soal yang hadir. Jika berkaitan dengan aktivitas agama, mengapa harus menglaim yang hadir delapan juta bahkan 11 juta dan seterusnya. Padahal jika mau jujur, mana ada tempat yang cukup untuk menampung orang sejumlah itu.

Berkaitan dengan kejujuran, juga keterbukaan, bagaimana mereka banyak menimbulkan friksi karena banyaknya kepentingan yang tidak disadari kadang, juga tidak mau mengakui.  Sangat wajar banyak pihak yang akhirnya mundur karena merasa jauh dari idealisme awali.

Mana ada kegiatan agama digawangi pribadi-pribadi munafik.  Munafik cenderung milik politikus  bukan? Dan itu jelas dengan banyaknya alibi, alasan, dan kepentingan yang disembunyikan namun toh juga terpampang. Jika tidak munafik malah jauh lebih baik.

Apa yang disajikan dalam 212 lebih memperlihatkan afiliasi politis dari pada aksi keagamaan apalagi keimanan seseorang.  Mengapa harus menggunakan kedok agama, sehingga malah menjadikan agama mainan dan merendahkan agama demi kepentingan sempit.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun