Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Usai Ratna Sarumpaet Gagal, Artis Ini Dipersiapkan Memainkan Politik Korban?

19 Oktober 2018   15:00 Diperbarui: 19 Oktober 2018   15:02 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lemah sikap bertanggung jawab, namun menuding pihak lain sebagai tidak adil. Mana sih yang pernah di antara mereka itu yang menyatakan kebohongan dan meminta maaf, jika pun iya itu hanya lamis, mengatakan namun dengan nggerundel dan tetap merasa benar. Pihak lain sebagai pelaku atau mencari kambing hitam. Khas anak-anak, takut merusakan mainan, akan menyalahkan temannya yang nakal.

Perilaku ugal-ugalan, berlindung di balik kata demokrasi dan hukum, namun sejatinya perongrong hukum, lha diperiksa saja takut dan nggibrit, kalau  terpaksa akan menggunakan jurus, tiji tibeh, menyerang pihak lain, dan berdalih menyuarakan kebenaran.

Polisi dan pemerintah ini seolah tersandera dengan perilaku mereka. Salah melangkahakan demo berjilid-jilid, itu sangat merugikan semuanya. Bagaimana energi  yang seharusnya dipakai untuk membangun habis untuk mengurus politikus model waton sulaya. Energi terbuang percuma, anggaran bisa juga tergerus untuk hal yang sebenarnya salah, namun karena banyak pendukung dan penyokong jadi seolah benar.

Sebenarnya jelas kog warna apa yang mau ditampilkan itu. Hanya mengulur waktu saja bagi mereka untuk habis sehabis-habisnya. Rencana-rencana mereka tidak ada yang baru. Pengulangan dengan beda konteks namun mereka tidak juga mau sadar.

Kondisi rakyat secara umum juga sudah tidak lagi percaya dengan perilaku mereka yang hanya mengulang seperti kaset usang. Mereka lupa konteks dan waktu berbeda perlu juga penangan yang berbeda. Mengapa hanya pengulangan? Ya karena tidak mampu berpikir lain yang lebih cerdas.

Kepolisian dengan jajaran penegak hukum telah bekerja keras dan baik selama ini. Penegakan hukum yang sangat riskan dipolitisasi toh bisa diselesaikan dengan relatif baik. Siapa yang berteriak paling lantang menuduh polisi tidak profesional, jelas di mana mereka berdiri. Tinggal menunggu waktu untuk ikut merasakan buah perbuatan mereka sendiri.

Politik yang penuh keutamaan menjadi jauh lebih penting saat ini. Mahal harganya dan tidak mudah, dan memang akan terus demikian, namanya juga kebaikan, sangat sulit. Satu demi satu kejahatan dan perilaku jahat terbongkar, dan masih juga mau main-main dengan itu. Ironisnya para pelaku itu, dengan fasih mengaku sebagai agamis, menggunakan atribut agama dan merasa dekat dengan tokoh agama.

Keutamaan itu bukan semata atribut atau dekat, namun tercermin dari perilaku yang dihidupi sehari-hari. Wacana dan ide itu perlu tindakan.

Terima kasih dan salam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun