KBBI memberikan definisi ulama adalah benar memang ahli dalam bidang, namun secara spesifik diberi batasan ilmu agama Islam. Artinya, bukan ahli dalam bidang yang lain. Tidak bisa pak Habibie dinyatakan sebagai ulama pesawat terbang. Atau Deddy Corbuzier ulama sulap. Tidak masuk definisi ini dalam konteks KBBI.
Jika pun Sandi itu berangkat dari pesantren, atau memang ulama dalam keagamaan, lha memang akan mengubah keadaan? Sama juga dengan latar belakangnya yang pengusaha, atau bahasa Fahri itu pedagang. Lha memang kalau santri dan ulama lebih baik dari pada pedagang atau politikus, atau sebaliknya, kalau birokrat pasti lebih jelek dari pada jika ulama?
Memaksakan label ulama dan santri pada Sandi sejatinya malah mempermainkan keulamaan, membuat dikotomi dan pelabelan dalam politik. Demokrasi yang katanya dijunjung tinggi, namun malah membuat pembatasan-pembatasan yang jauh dari semangat dasar berdemokrasi.
Salah satu esensi demokrasi adalah kesamaan dalam dalam banyak hal. Sama di muka hukum, sama di dalam kesempatan untuk apa saja. Diskriminatif perlu disingkirkan jauh-jauh, jika memang mengaku sebagai pribadi demokratis.
Menjual label, agama, ataupun kesukuan, hanya dilakukan oleh kelompok yang minder. Merasa kecil dan berlindung di balik yang besar, yaitu agama atau suku. Apalagi memaksakan diri dengan mengubah-ubah tafsiran istilah.
Agama dan keagamaan memang sangat menjanjikan dalam mengumpulkan massa dan kehormatan. Sensitifitas dari masa ke masa masih saja relatif sama. Hal yang telah sukses diselesaikan, sayang kembali menggejala lagi.
Terima kasih dan salam
Inspirasi: Arus Balik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H