Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politikus Ngambeg, DKI-2, dan "Dua Bata Jelek"

24 September 2018   19:01 Diperbarui: 24 September 2018   19:23 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Orang yang mau melihat 998 bata lain yang menjadi dinding, akan duduk bersama, menemukan solusi dan bukan hanya klaim via media semata. PKS dan Gerindra mau saling mengalah dan memberikan yang terbaik bagi DKI, bukan kaderku dulu, meskipun tidak punya juga kader terbaik, mumpuni, dan bisa meyakinkan untuk membangun Jakarta lebih baik. Mengapa mereka bersikukuh saling berebut, padahal teman sendiri selama ini?

Jelas karena kepentingan. Kepentingan yang lagi-lagi soal dua bata jelek. Fokus dan konsentrasi hanya kursi kekuasaan. Soal pembangunan, warga Jakarta, dan pemerintahan, tidak menjadi pertimbangan. Dinding yang ada bisa rontok ketika dua bata jelek itu dipaksa untuk menjadi rapi dan bagus.

Aneh dan lucu, mengapa mereka itu berebut kursi, bukan berebut baik demi daerah dan negara? Lucu dan aneh, mereka tidak pernah terdengar prestasi, lha ide dan gagasan saja juga nampaknya tidak pernah terdengar lagi.

Lebih ribet lagi, jika mereka nantinya saling sandera di dalam pembangunan ke depan. Ingat kursi mereka relatif sama kuat. Bukan tidak mungkin mereka itu saling jegal dan kembali daerah dengan penduduk yang menjadi korban.

Orang yang berebutan kursi seperti ini, susah diharapkan untuk bisa bekerja keras apalagi kerja cerdas. Paling-paling empat tahun ke depan juga tidak ada harapan.

Jakarta itu mini pilpres, apa iya yang begitu juga menjamin pilpres bisa berjalan baik? Jelas tidak akan bisa.

Terima kasih dan salam

Sumber Inspirasi:

Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun