Orang yang mau melihat 998 bata lain yang menjadi dinding, akan duduk bersama, menemukan solusi dan bukan hanya klaim via media semata. PKS dan Gerindra mau saling mengalah dan memberikan yang terbaik bagi DKI, bukan kaderku dulu, meskipun tidak punya juga kader terbaik, mumpuni, dan bisa meyakinkan untuk membangun Jakarta lebih baik. Mengapa mereka bersikukuh saling berebut, padahal teman sendiri selama ini?
Jelas karena kepentingan. Kepentingan yang lagi-lagi soal dua bata jelek. Fokus dan konsentrasi hanya kursi kekuasaan. Soal pembangunan, warga Jakarta, dan pemerintahan, tidak menjadi pertimbangan. Dinding yang ada bisa rontok ketika dua bata jelek itu dipaksa untuk menjadi rapi dan bagus.
Aneh dan lucu, mengapa mereka itu berebut kursi, bukan berebut baik demi daerah dan negara? Lucu dan aneh, mereka tidak pernah terdengar prestasi, lha ide dan gagasan saja juga nampaknya tidak pernah terdengar lagi.
Lebih ribet lagi, jika mereka nantinya saling sandera di dalam pembangunan ke depan. Ingat kursi mereka relatif sama kuat. Bukan tidak mungkin mereka itu saling jegal dan kembali daerah dengan penduduk yang menjadi korban.
Orang yang berebutan kursi seperti ini, susah diharapkan untuk bisa bekerja keras apalagi kerja cerdas. Paling-paling empat tahun ke depan juga tidak ada harapan.
Jakarta itu mini pilpres, apa iya yang begitu juga menjamin pilpres bisa berjalan baik? Jelas tidak akan bisa.
Terima kasih dan salam
Sumber Inspirasi:
Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H