Masih banyak hal yang belum bisa terlaksana, namun tentu bahwa banyak faktor yang terlibat di sana, kondisi politik yang terus memanas, hanya karena gagal move on, demokrasi tidak siap kalah itu menghabiskan energi yang demikian kuat dan besar. Bagaimana tenaga dan waktu untuk pembangunan malah menguap hanya untuk menjawab atas nama kritik namun tidak berdasar itu.
Bangsa ini bangsa yang besar, jangan sampai hanya karena emosional sesaat, melihat fakta yang sebagian disembunyikan oleh kepentingan politikus busuk, kemudian salah memilih pemimpin. Pemimpin yang sudah memberikan bukti, bukan hanya baru ingin, sedangkan memilih orang saja bingung, apalagi membangun bangsa dan negara.
Saatnya melaju kencang dengan keadaan yang lebih stabil dan kondusif. Suka atau tidak energi yang seharusnya digunakan untuk pembangunan empat haun lalu hanya berkutat untuk mengatasi "kerusuhan" barisan sakit hati yang lagi-lagi akan mencoba peruntungannya. Apa iya bisa menjamin model  susah menerima kekalahan bisa memimpin bangsa yang besar dan kaya ini.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H