Koalisi itu berorientasi  kemenangan, dibangun di dalam kebersamaan, saling menang-menang, bukan menang-kalah. Artinya ada pihak yang memang mau memberikan diri untuk kebersamaan, ini bukan kalah, namun menang. Jika diminta mengalah, itu kalah.
Hingga tadi masih cukup paham ketika nama timses Djoko Santoso belum disebut karena menjembatani keinginan partai-partai pengusung, dan titik tengah ada pada nama Djoko Santoso. Namun melihat "perebutan" kursi DKI-2 malah jadi berubah, ini soal rebutan kursi dan Gerindra memang maunya sapu bersih.
Kawan model apa demikian ini jika semua dimintai tolong dan dukungan namun dibiarkan tanpa ada balasan yang setimpal. Apa iya bisa dipercaya dalam kepercayaan yang lebih besar lagi? Â Menjawab dua nama yang sederhana saja bingung, apalagi jika menyusun kabinet.
Daripada bingung, lebih baik tidak usah dipilih saja bukan? Kasihan lho dua nama untuk jabatan biasa saja sudah pusing, apalagi yang lebih gede dan menjanjikan, apa tidak jadi pusing tujuh keliling.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H