Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Becak] Balada Cinta RT 212

13 September 2018   06:00 Diperbarui: 13 September 2018   07:52 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara grup, aneh juga grup itu, sepi, info dari lingkungan jarang ada yang merespons, namun hampir semua ol, dan mengetik, atau typing, kalau Bunga memberikan informasi.  Mungkin mereka japrian, hanya umar dan juragan burung saja yang berani nungul dan godain dengan gaya masing-masing.

Umar ini yang jelas jeles dengan juragan burung, karena meskipun memang gagah dan mudah, toh ia khawatir karena  adanya si ujang dan kemampuan finansialnya, yang kalah jauh. Minder bahasa abg-nya. Paling hanya nyindir-nyindir, lhah malah kek mak-mak gak mampu beli lombok. Iya aneh dan lucu memang.

Kedatangan duren membuat juragan burung juga meradang, saingan berat bagi kedekatannya dengan Bunga. Ia hanya menang soal burung, lainnya kalah juahlah, rumah dekat, tapi si Bunga tiap pagi ngerumpi depan rumahnya, pernah ia dengar dan lihat, suaranya diuat-uat untukmancing duren dengar. Wah kalau ini berat, berat segalanya, dan si Bunga pun naga-naganya tergerak juga hatinya.

Perang urat syaraf umar dan burung main sering dan mulai jelas bukan lagi sindir, malah sudah mulai dengan aksi, pura-pura mabuk melempar burung yang asyik berkicau, repot kan.  Itu begitu terus menerus. Bunga tahu mau memberitahu RT duren ia malu karena toh ia penyebabnya, diam juga ibu-ibu mulai kasak-kusuk.

Yang dulu gak musuhi Bunga, kini terang-terangan khawatir suami mereka ikut genit kayak para pria lain itu.  Mereka kasuk-kusuk membuat grup sendiri, ada gerakan untuk apa belum jelas karena kalah dalam segala hal dengan Bunga.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun