Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah "Kardus" Masih akan Panjang

1 September 2018   09:00 Diperbarui: 1 September 2018   08:57 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bawaslu tidak memiliki kemampuan dan kekuasaan untuk memaksa pihak yang berkaitan untuk datang. Hal yang sangat bisa dipermainkan para politikus busuk yang tahu kelemahan sistem ini. Ketika banyak pihak yang mau membawa ke ranah hukum, jelas kepolisian bisa memaksa AA untuk membuktikan pernyataannya, apa buktinya, jika tidak ada, berarti dia membuat pernyataan bohong yang jelas berimplikasi hukum.

Apakah hal ini akan terjadi? 

Kecil kemungkinan terjadi, kepolisian dan pihak yang terkait serius. Mengapa? Banyak pihak yang terkait, dan aneka akibat yang bisa timbul. Akhirnya ya politis lagi yang akan menyelesaikan. Jika demikian, keadaan mengambang demikian, bisa membuat keadaan makin buruk.

Pernyataan asal bicara, asal omong, dan asal mengatakan akan terus terulang dan dijadikan bahan rujukan karena "kardus" juga tidak ada penyelesaian. Hal yang mengerikan  ke depannya dengan keadaan demikian. apalagi makin dekat ke masa pilpres yang tentunya tensi makin naik, logika makin rendah.

Hal yang tidak baik itu, ketika dicontoh oleh orang biasa, bisa menjadi berbahaya, karena tidak akan ada dukungan politik yang bisa "membebaskan" dan menjadikannya tiba-tiba beku. Sering hal ini tidak disadari oleh masyarakat. bagaimana hoax, berita bohong, dan perilaku nyinyir juga demikian. penyelesaian elit dan akar rumput yang berbeda bisa berbahaya.

Sikap bertanggung jawab ternyata, masih tanggung menjawab, belum sebuah kesatuan kata. Ngeles, menuduh media memelintir, atau sejenisnya sering menjadi gaya penyelesaian sikap tidak bertanggung jawab dan perilaku seenaknya sendiri. Jika bertanggung jawab tentu berani memberikan pertanggungjawaban, bukan asal berbicara.

Saatnya demokrasi bermartabat, berbeda itu sebuah fakta, dan tidak ada yang salah untuk mendukung atau tidak. Jauhkan dari kebencian bak babi buta yang tidak mendasar lagi. Mendukung dengan rasional, menolak pun juga berdasar, bukan hitam dan putih saja kehidupan ini.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun