Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Kebo Ijo

29 Agustus 2018   09:00 Diperbarui: 29 Agustus 2018   10:02 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebo Ijo merupakan korban jelas sekaligus mungkin pelaku di tempat dan waktu yang salah, sehingga ia menjadi tersangka yang tidak bisa mengelak untuk membela diri apalagi menghindar dari kematian.  Kematian tragis, mana bisa menjadi akuwu, malah mati sia-sia sebagai tersangka pelaku makar yang hukumanya jelas tujuh turunan sebagai penghianat.

Belajar dari kisah Kebo Ijo, beberapa hal menarik yang bisa menjadi pembelajaran bersama;

Politik itu, perlu yang namanya kecerdikan dan kelugasan dalam menentukan. Kecenderungan banyak ambisi, banyak omong, kesenangan mengatakan ini dan itu, bisa menjadi bencana. 

Salah satu kepercayaan dalam politik yang mengatakan tidak ada teman abadi, sangat perlu menjadi pertimbangan. Ketulusan bukan dunia orang politik. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, bahkan merugikan pihak lain, bisa jadi hal yang lumrah. Jika tidak mampu berbuat demikian, lebih baik menyingkir.

Semakin banyak bicara, semakin banyak aksi, akan membuka peluang rival untuk menjadikan itu sebagai kesempatan untuk bisa menenggelamkan. Ingat soal kredo terbesar dalam politik tidak ada kawan abadi itu. Siapa sigap ia dapat menjadi banyak cara kerja politikus. Bisa saja tidak melakukan apa-apa namun malah menjadi pelaku yang menjadi musuh masyarakat. Sangat tidak mudah, apalagi jika sedang terkena masalah, jangan harap akan mendapatkan dukungan. Lebih banyak orang akan bertepuk tangan mencemooh daripada membela.

Hati-hati, waspada, dan cerdik dalam bertindak, tidak perlu juga paranoid, namun jangan mudah percaya jika ada kawan yang banyak memuji, kawan yang berciri seperti ular dengan lidah yang bercabang. Apakah mudah mengenali pribadi demikian? Tidak susah juga, jika mau  jeli, hening, dan melihat rekam jejaknya.

Keberadaan Arok, Kebo Ijo, Tunggul Ametung, sejatinya akan selalu ada dalam dunia politik hingga kapanpun, tentu dengan kadar, kisah, dan model yang beragam. Namun nada dasarnya tetap saja sama. Mengambil keuntungan, menggunting dalam lipatan, dan menyalip dalam tikungan. Mau jadi seperti apa tergantung dengan pribadi masing-masing tentunya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun