Permainan yang mengandung banyak risiko dan malah berujung pada bola liar di depan gawang sendiri, serta tidak ada harapan mampu membuat serangan balik yang menjanjikan, lebih baik fokus dialihkan. Asal tidak kebobolan lagi dan menyimpan energi untuk "pertandingan" berikutnya.
Demokrat ini salah parah strategi. Bagaimana tidak, ketika plpres sudah tidak bisa apa-apa, mengapa tidak konsentrasi pileg dan merebut pucuk pimpinan DPR dan kemudian konsentrasi pada 2024. Kondisi yang sangat longgar dan bisa diharapkan jauh lebih banyak.
Dengan pernyataan dukungan untuk Prabowo bukan Sandi, ini jelas kekanak-kanakan. Mana bisa memilih separo dari paket yang ada. Ini bisa dibaca bahwa mereka kerja setengah hati, kalau menang bisa menjadi bulan-bulan partai lain yang merasa lebih bekerja keras. Parahnya kalau kalah mereka bisa dijadikan kambing hitam karena mereka enggan bekerja sepenuh daya.
Demokrat harus serius jika mau tetap menyandang nama besar Demokrat, masih mau ikut pemilu dan pilpres dengan AHY sebagai kandidat di 2024. Rombak susunan pemain, tidak perlu menyesali pemain yang sudah ditransfer, dibajak, dan pergi dengan suka rela karena keadan yang tidak kondusif. Anggap itu sebagai dinamika dan konsekuensi logis.
Sentrum pada SBY jelas tidak mampu dalam era politik modern ini. bagaimana manajer, pelatih, kapten bermain, kiper lagi, terlalu banyak pemain yang hanya pokoknya SBY senang perlu dipensiunkan saja. Pemikiran kolot dan tua ini pun ternyata menghinggapi kader muda. Penyakit yang perlu disadari bagi Demokrat jika mau membesar bukan hanya numpang lewat.
Perlu kader-kader pekerja keras dan cerdas yang masih belum terkontaminasi  korupsi dan juga tidka asal ASS, Asal SBY Senang semata. Ingat Zon, plonga plongo, ada di sisinya sekarang. Tim tidak solid, saling melemahkan jelas terbaca dari Demokrat.
Saling sikut untuk dekat paling dekat dengan SBY sangat terasa. Hal yang juga penyakit akut yang perlu diamputasi. Mengubah model berpartai yang lebih baik lagi.
Terimakasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H