M. Hazizi, DPRD Lampung. Penipuan setoran proyek. Penyelenggara negara di daerah pula. Memiliki jabatan, bukan ornag biasa yang akan tercekik kalau tidak bekerja, masih juga maling. Dipastikan juga hidupnya tidak akan kekurangan, apalagi ribut soal membeli telor yang harganya naik itu, mana tahu termasuk istrinya. Tidak akan terasa mau naik sepuluh kali lipat pun.
Helmi Hasan, walikota Bengkulu. meskipun menang dalam praperadilan atas kasus sangkaan penggelapan bansos sejumlah  11,4 M, namun kembali pejabat publik.  Yang dijadikan bahan untuk membawanya ke depan meja hijau pun dana bantuan sosial. Bantuan sosial yang dimaksudkan jelas untuk membantu orang yang sedang berkesusahan. Bisa karena kemiskinan, bencana, atau sejenisnya, eh malah ditilep. Soal menang praperadilan toh sama-sama bisa ditelaah.
Pejabat publik itu memiliki pengaruh. Ketika memberikan pernyataan, mengatakan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi bangsa itu lebih baik jika diperlengkapi data dan fakta yang baik dan benar. Bagaimana bisa mengatakan berbusa-busa dan menuding pihak lain sebagai gagal, sedangkan diri sendiri dan lingkaran terdekat, parpol dan keluarganya belepotan dengan kotoran seperti itu.
Jangan katakan itu urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan jabatan. Jelas berkaitan dengan jabatan karena menyangkut keuangan dan itu bisa diperoleh karena jabatannya. Jika tidak ada jabatan itu, uang itu tidak akan bisa diperoleh.
Apa yang terjadi itu mengenai tabiat tamak dan menuding karena keadaan terdesak makin susahnya kembali memenuhi hasrat tamaknya. Syukur bahwa model orang demikian sudah tereliminasi dari percaturan pilpres. Seperti apa akhirnya jika model demikian menjadi presiden atau wakil presiden.
Lebih miris lagi, seolah hal itu dianggap biasa saja, prestasi atau kritis, padahal sama sekali tidak didasari oleh kebenaran yang ia yakini sendiri dengan baik sebagai kebenaran. Â Akan ada pernyataan, namanya juga politikus. Apakah iya akan selalu dipenuhi dengan politikus tamak dan jauh dari integritas baik seperti itu? Masih jauh dari satunya kata dan perbuatan.
Acungan jempol jika mengatakn itu dan menyatakan, karena negara defisit dan hutang menumpuk, setahun ke depan, gaji dan tunjangan saya tidak saya ambil, saya serahkan kepada negara, itu baru keren. Hanya omong tanpa dasar saja buat apa.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H