Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Serba Salah Jokowi

12 Agustus 2018   09:59 Diperbarui: 12 Agustus 2018   10:18 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekuatan masing-masing pribadi dan kelompok itu sudah terbaca dengan baik, segala upaya itu toh tidak cukup berhasil meyakinkan, dan memberikan bukti cukup signifikan memberikan perubahan. Sangat wajar sih, tenar mungkin benar, menjadi  viral iya, namun tanpa mengubah peta apapun dalam  perpolitikan.

Hal-hal demikian tentu sangat dipahami oleh elit politik, mereka tahu dengan baik apa yang akan terjadi, tidak hanya satu rencana dalam berpolitik. Kalau sepak bola ya belajarlah kepada Perancis, yang sukses menjadi juara dengan awalan yang bukan unggulan utama.

Mereka menghadapi tim dengan cara yang tepat. Bagaimana menghadapi Belgia yang sangat subur dan pinter menjebol gawang dengan menahan serangan mereka tidak main terbuka. Beda dengan Spanyol yang mengandalkan model penyerangan yang sama menghadapi semua tim. Hal itu sukses di tahun-tahun lalu, kini sudah mulai dipelajari dan hapal para musuh sehingga mudah mematahkan mereka.

Apapun yang dilakukan Jokowi tentu akan menjadi antitesis bagi kubu rival hal yang sangat logis dan memang demikian adanya.  Dan apakah akan dengan demikian sederhana dan mudahnya terjebak? Sangat kecil, perilaku politik Jokowi sangat dalam dan tidak mudah ditebak, suka atau tidak, pasti parpol juga gregetan melihat nama yang tiba-tiba muncul berbeda sangat jauh dan tanpa diketahui dengan jelas sebelum-sebelumnya. Apakah itu kecerobohan, ah masak sih untuk dua ratus juta lebih ceroboh?

Politik itu susah untuk yang ideal dan yang terbaik. Begitu beragam faktor saling terkait, dan hitungan politik bukan matematis, bisa jauh dari kata seharusnya.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun