Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kontroversi Larangan Pemberian PR

19 Juli 2018   09:42 Diperbarui: 22 Juli 2018   22:02 2783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selalu saja mengatakan sistem negara A keren, negara B bagus, negara C menjanjikan, mbelgedhes, ketika tidak tahu motivasi dasar mengapa negara itu sukses dengan pendidikan. Pendidikan itu kompleks, melibatkan sosiologi, sejarah, karakter bangsa, apalagi bangsa ini begitu besar, beraneka ragam karakter dan masa lalunya. Ini juga menjadi masalah lagi karena selalu saja berpusat pada kurikulum dari sana dan sini, padahal beda-beda kualitas masing-masing daerah. Ada juga guru yang masih memakai kurikulum 74 karena kebiasaan yang mereka terima, jangan kaget.

Masalah

Merunut masalah dan akarnya, bukan malah menentukan tujuannya dulu. Akar masalah pendidikan itu apa sih, muaranya mau apa, ini menjadi penting. Belum lagi masalah di muara saat ini pun begitu nyata.

Ketergantungan hp. Ini masalah bukan pendidikan, pekerja pun banyak yang asyik dengan gawainya daripada pelayanannya. Bisa diatasi dengan hukuman yang keras dan tegas untuk level karyawan, bisa tidak di dunia pendidikan dengan berbagai argumen yang kadang ngeselin?

Les lesan. Keberadaan bimbel dan les-lesan ini aneh. Orang tua mau membayar mahal demi bimbel, anak pun menjadi rajin karena bayar mahal, namun sekolah, malah jadi ajang bermain dan seenaknya karena merasa bayar murah, dan pelajaran non-UN mereka merasa tidak penting.

Kejujuran. Soal yang satu ini persoalan bangsa yang makin menggila akhir-akhir ini. bagaimana pemutarbalikan fakta menjadi begitu biasa. Pun di dunia pendidikan sejak masuk dengan suap, hingga akhir dengan permainan nilai di UN (dulu) yang sangat vulgar terbaca dan tertanam dalam diri siswa jujur tidak membawa manfaat.

Pekerjaan rumah memang dalam satu sisi menjadi beban dan sering tidak  wajar, namun ketika berkaitan dengan pendidikan karakter, sama sekali tidak menjawab persoalan. Keberadaan PR  masih diperlukan. Yang mengaku pakar pendidikan lebih baik jadi guru dulu paling tidak sebulan, akan merasakan masalah pendidikan itu apa. Di belakang meja tidak akan memahami persoalan mendasar.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun