Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

5 Blunder Kiper Kaliber Dunia

16 Juli 2018   20:27 Diperbarui: 16 Juli 2018   20:52 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga champions kemarin meninggalkan kelucuan dan ketragisan karena blunder kiper Liverpool, sehingga menjadikan Madrid juara tiga kali berturut. Itu belum usai menjadi pembicaraan, piala dunia memberikan kelucuan sekaligus duka bagi beberapa tim atas kegagalan kiper  yang melakukan hal yang fatal, padahal hanya karena sepele. Faktor bola turut menentukan nampaknya. Dua kiper berkaitan dengan Kroasia, yaitu Argentina dan Perancis, dan satu kiper berkaitan dengan Perancis, yaitu Uruguay, Portugal bagi Spanyo, dan Jerman bagi Korea.

Komentar De Gea

Jauh hari, kiper MU dan timnas Spanyol menyatakan bahwa bola buatan pabrikan Jerman ini  aneh. Dan prediksinya kalau banyak tim akan kebobolan akibat tendangan jarak jauh, padahal usai ia menyelamatkan gawangnya dengan gemilang dalam partai persahatan. Eh di laga krusial piala dunia ia malah melakukan hal yang ia takutkan. Soal komentarnya mengenai bola bisa dilihat dalam artikel ini.

Muslera kiper Uruguay

Hasil "kecerobohan" kiper ini berakibat fatal karena terjadi pada babak KO, di mana kekalahan sama juga tamatnya tim tersebut. Muslera yang cukup  menjanjikan di babak penyisian, bahkan sempurna dengan point sembilan, ternyata membuang bola yang sederhana itu masih kurang kuat dan hanya melewati kepalanya dan tetap masuk ke gawang sendiri. Gol meint 61 ini membuat Perancis melaju dan akhirnya juara piala dunia edisi 2018.

Caballero kiper Argentina

Kiper yang satu ini memang bukan kiper utama timnas Argentina, kiper senior yang baru merasakan atmosfer piala dunia, tidak heran jika kaget dan membuat blunder yang mengangkat moral dan semangat Kroasia. Akhir tiga gol yang diawali karena kesalahan untuk mengumpan bola yang bisa diserobot oleh pemain lawan menjadi gol dan akhirnya Kroasi melaju hingga partai puncak. Argentina meskipun lolos babak kedua, tetap harus tergusur pada fase 32 besar.

Faktor pemain cenderung berperan bukan soal bola di sini. Gagap dan gugup sangat bisa dimaklumi.

Hugo Iloris kiper Perancis

Ini nampaknya karena unggul besar, jadi hilang fokus. Posisi 4-1 membuatnya tidak serius sehingga bola yang ia mainkan bisa diserobot Mandjukic dan memperkecil ketertinggalan. Kalau hal ini bukan karena kualitas bola sebagaimana keluhan De Gea.

Blunder ini soal konsentrasi bukan karena bola. Pilihan kiper yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dan bisa dimanfaatkan lawan dan gol. Main-main yang jadi masalah kecil, karena waktu dan selisih gol susah untuk bisa menjadi masalah besar.

De Gea kiper Spanyol

De  Gea yang sejak awal memang sudah merasakan bolanya aneh dan bisa menjadi masalah, merasakan sendiri, bagaimana bola yang di dalam tangannya, bisa menjalar di lengan dan menjadi gol. Tendangan Ronaldo memang memiliki efek yang tidak biasa, ditambah bola yang memang sejak awal ia tahu sulit diantisipasi. Padahal jika dilihat sekilas sangat mudah, jadi apa yang dinyatakan atau keluhan kiper MU ini jauh hari menemui buktinya. Fakta yang membenarkan keluhannya.

Nuer kiper Jerman

Blunder yang dilakukan Nuer karena hendak membantu penyerangan. Ketinggalan satu gol, ia naik untuk membantu tendangan sudut, hal yang sangat wajar dan biasa dilakukan kiper di manapun dengan kondisi demikian. Sangat normal dengan harapan jika bisa menyamakan kedudukan ada kesempatan lebih baik di klasemen, eh malah bola bisa dijadikan gol dengan umpan panjang, sedang gawang melompong dan malah menjadi 2-0, bukan lagi 1 -0 atau inginnya 1-1.  Ini bukan soal bola namun mengenai keputusan yang ternyata salah

Dan ini ternyata menjadi inspirasi politik bagi bangsa yang politikusnya minim prestasi dengan mimpi dna takhayul berlebihan. Syukurnya keduanya tidak lolos, entah jika Korsel lolos entah apa yang akan terjadi bagi para politikus itu.

Cuplikan dari kelimanya pun bisa disaksikan dalam link ini.

Blunder-blunder yang ada memang ada yang menghentikan laju perjuangan seperti Uruguay, atau meruntuhkan mental sebagaimana dialami Argentina, atau makin menenggelamkan model Jerman, dan biasa saja sebagaimana Perancis karena posisi menang besar. Atau menyulitkan sebagaimana Spanyol karena pertandingan perdana, namun cukup menyulitkan langkah selanjutnya memang.

Namun patut menjadi pelajaran adalah tidak ada hujatan berlebihan bagi kelima kiper, permainan tim, ada kesalahan bukan berarti menjadi tanggung jawab pribadi. Hal ini pelajaran bersama sebagaimana kebiasaan dan tradisi di sini jika ada kesalahan akan terus menerus diingat, dijadikan rujukan, dan bulan-bulanan. Sikap rekan dan tim yang tetap mendukung itu penting dan sangat bermanfaat.

Kesalahan itu sarana untuk berkembang menjadi lebih baik, bukan menjadi sarana untuk melakukan pelecehan, pembullyan, dan melakukan caci maki seolah jauh lebih hebat. Padahal tidak sesederhana itu, hitungan detik untuk mengambil keputusan, salah sangat wajar. Faktor pemain dan bola memang ikut berperan dalam keadaan yang tentu tidak diinginkan tersebut.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun