Perilaku Fahri sangat besar pengaruhnya, baik sebagai oposan yang sangat semangat pada Jokowi, pun perilakunya menghadapi presiden partai membuat orang banyak yang tidak menjadi simpatik.Â
Salah strategi yang seolah malah menjadi-jadi. Posisinya yang kuat di dewan itu sekaligus mempertontonkan PKS dan jajaran pengurus demikian lemah di depan konstituen. Hal yang sangat serius. Belum lagi suaranya yang lantang tanpa perhitungan dan sering salah tanpa mau mengakui, jelas menggerus kepercayaan dan pilihan pada partai.
Mardani Ali Sera dan perilakunya yang lebih sering menjadi olok-olokan, bukan menambah Prabowo yakin akan keberadaan mereka sebagai pendamping yang sepadan. Â Ide-idenya booming namun sebanding juga dengan cemoohan karena tidak ada esensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Â
Dengan membuat ramai #2019gantipresiden, dan ke mana-mana itu, sama sekali tidak memberikan angin segar dan peluang yang cukup menjanjikan.
Ide untuk dagang sapi pun tidak memberikan gaung yang semestinya. Fadli Zon yang biasanya gegap gempita dengan PKS kini juga adem ayem saja. Jelas lah pembagian menteri itu riskan, karena toh koalisinya saja masih belum pasti. Idenya banyak, namanya bisa saja tenar, namun apa iya cukup meyakinkan pemilih, tidak cukup meyakinkan.
Pilkada serentak ternyata juga memberikan fakta yang tidak cukup menggembirakan bagi keberadaan mereka. Kantong mereka mulai bolong dan tercecer simpanan mereka. Sangat wajar jika mereka khawatir ditinggalkan Prabowo dan Gerindra.
Pantas jika PKS panik dan terasa "menekan" Prabowo untuk mengusung mereka, karena ada AHY atau Demokrat yang ikut mengintai, ada Anies yang seneng juga, pun Gatot tidak ketinggalan ikut ngantri di sisi PKS yang sudah jauh-jauh hari cukup yakin dengan Prabowo seolah tak terpisahkan.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H