Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Sanksi TGB dan Perpolitikan Demokrat

10 Juli 2018   08:20 Diperbarui: 10 Juli 2018   08:29 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika benar TGB diberikan sanksi yang cukup berat, pemecatan misalnya, jelas kerugian luar biasa bagi Demokrat. Pemilih potensial yang dulu ada dalam gerbong TBG, bisa lepas. Memang ada yang kecewa dengan keputusan TBG, namun jauh lebih banyak yang simpati jika TGB  dipecat atau diberikan sanksi yang sejenis. Bisa menjadi blunder tambahan di menit akhir. 

Mirip pilihan Neuer yang memilih menyerang dan ada bola balik yang masuk ke gawang melompong. Jangan sampai SBY malah maju ke depan dengan mengorbankan salah satu kader terbaik yang berbeda pandangan.

Sanksi memang penting bagi kader yang memilih tidak sejalan dengan garis partai, namun tidak perlu gembar-gembor, dan dimanfaatkan dengan memainkan politik korban, sebagaimana keahlian SBY yang bisa menjadi bumerang fatal di menit akhir ini. Sangat  berbahaya dan perlu sikap kehati-hatian dan bijaksana, jangan mengulangi kisah lama dalam diri kader terbaik, pada Anas atau Ruhut.

Demokrat jauh lebih bijak jika konsolidasi daripada menambah masalah. Sanksi  memang penting namun bukan cara terbaik dan bijak jika salah dalam cara dan model hukuman. Lebih banyak kader cari aman dan selamat, dan itu sebenarnya tidak menguntungkan Demokrat ke depannya. Sikap kritis dan berani berbeda dengan arif jauh lebih diperlukan bagi tumbuh kembang Demokrat ke depan.

Susah melihat Demokrat bisa bersikap bijak, karena hanya khawatir dan cemas soal kepentingan pribadi SBY dan keluarga. Apa iya partai model demikian memikirkan bangsa dan negara serta rakyat. Sangat kecil kemungkinannya.

Terima kasih dan salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun