Kematangan sangat penting di dalam berpolitik. Panggung itu bisa diciptakan, diambilalih, atau memanfaatkan momentum dengan baik. Kalau tidak hati-hati, malah berabe dan kehilangan panggung yang sedang dimiliki karena tidak bijak di dalam mengolahnya.
Momentum membantu, bagaimana angin bertiup bukan malah melawan angin dan arus, kalau memang tidak mendasar mengapa tidak ikut arus dan mengendalikannya. Selama ini politikus mengkal sering memilih melawan arus namun tidak cukup mampu untuk mengendalikannya. Akibatnya jelas ia jauh berguling-guling dan merugikan sendiri.
Mampu membedakan panggung atau tumpukan sampah. Mengeluarkan pernyataan itu penting, namun juga perlu mengingat kepentingan dan kegentingannya. Asal cuap dan asal bunyi bisa menjadi bumerang apalagi media sekarang demikian masif. Salah sedikit saja habis. Inilah tidak mampu membedakan mana panggung, mana tumpukan kotoran.
Mau belajar, Â nampaknya banyak politikus itu enggan belajar dari kesalahannya. Pokoknya berbeda ya tidak akan pernah sama. Padahal politik itu bukan ilmu pasti. Dan di sanalah mereka sering terjebak pada permainan kekanak-kanakan sendiri.
Bangsa ini bangsa besar, banyak orang pintar, namun sayang, karena haus kekuasaan, mentah di dalam kepribadian. Akhirnya malah berkubang dalam lumpur yang dianggap panggung. Ketika dinasihati malah meradang.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H