Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa Depan Anak-anak Korban Terorisme

13 Mei 2018   13:15 Diperbarui: 13 Mei 2018   13:29 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Para bomber ini juga korban ketidakmengertian mereka, korban atas keterbatasan nalar mereka, dan kembali dimainkan oleh perilaku pengecut yang memerintahkan mereka untuk mati. Janji manis yang mengapa mereka sendiri tidak lakukan? Kasihan sejatinya mereka ini, apalagi jika memiliki anak dan keturunan jauh lebih kasihan lagi.

Penegakan hukum yang masih begitu-begitu saja, tidak memberikan efek jera. Empat, lima, enam tahun, berkumpul bersama lagi selama di penjara, keluar melakukan perilaku lebih jahat dan keji lagi. Jauh lebih aman karena sudah mempelajari trik-trik khusus yang bisa dilakukan dengan lebih aman.

Beberapa spekulan yang mendompleng momentum yang ada. Politikus busuk yang mengail di air keruh dengan memberikan dukungan moral, menuduh pihak ini dan itu yang membuat aksi, bisa menjadi masalah serius. Mereka jauh lebih pengecut, nyatanya mereka tidak berbuat apa-apa, namun bisa mendapatkan keuntungan. Tengok apa mereka mengulurkan tangan pada siapapun, polisi, keluarga pelaku, atau korban lainnya? Sama sekali tidak. Mereka hanya pengail bejad semata.

Pelaku, polisi, masyarakat, semua jadi korban. Pelaku pun mati, jika meninggalkan anak, bagaimana mereka akan menghidupi masa depan mereka. Pun yang jadi korban aksi, mereka bisa juga punya anak, dan masa depan mereka bagaimana?

Apa sih yang sudah kalian peroleh, misalnya meledakkan gereja, toh mati jemaat satu atau dua, kalian juga masti segitu, apa ini untung secara apapun? Apalagi dalam kaitannya dengan iman yang katanya diperjuangkan, ah yang bener saja.

Semua rugi, yang untung hanya segelintir orang yang haus darah saja. Mereka terbahak melihat perintah mereka ditaati, apa yang mereka lakukan? Nol besar, mereka tetap makan enak, tidur nyenyak, dan tidak tertangkap.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun