Kemarin Golkar faksi Ical masihlah bisa diyakini memilih Prabowo. Kini Golkar cenderung solid. Tidak bisa dipungkiri tetap saja ada yang mbelot, namun tidak sebesar pemilu kemarin. Jelas lobang ini belum terkover dengan baik.
P3 pun demikian juga, meski ada pengakuan gerbong Lulung tetap pada pilihan Prabowo, hal ini tidak cukup besar bagi tambahan pemilih Prabowo. Jauh lebih kecil daripada yang mereka peroleh kemarin.
Dua gerbong itu pun tahu persis mekanisme, cara kerja, dan pola kampanye mereka. Meskipun ada Anies Baswedan di posisi mereka, sangat tidak siginifikan perbandingannya. Â Jelas mereka posisi yang lemah dengan berbagai --bagai argumen.
Akan dijawab Jakarta bisa, beda kasus, beda pemilih, dan beda persitiwa. Pengulangan yang sama, pola yang terbaca, jelas sangat merugikan Prabowo sendiri. Â Diperparah oleh pendukung utama Prabowo seperti Fadli Zon, Fahri, Amien Rais dan banyak lagi yang mengulang kisah lama itu. Romantisme ala Jakarta yang diduplikasi dengan perkosaan atas kejadian yang sama sekali berbeda.
Beberapa kejadian terakhir sangat merugikan Prabowo sebagai kandidat yang masih bisa dipercaya nasionalismenya, namun kebersamaan dengan orang-orang yang kebelet dengan perilaku ugal-ugalan malah mengurangi potensi pemilihnya.
Segera tetapkan bakal capres kemudian konsolidasi untuk menjual nama dengan lebih baik, elegan, dan bermartabat. Pemilu yang merupakan pesta rakyat, bukan teror bagi rakyat.
Salam
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI