Bisa menjadi kerugian yang cukup besar, hanya karena sikap yang tidak semestinya. Ingat ini  politik, apalagi bandit politik jelas licik, bukan model ksatria. Mana ada perpolitikan di sini berpikir soal prestasi. Caci maki asal bisa mengantar jadi presiden pun akan dijalani kog. Apakah mau membalas dan mengekor cara yang sama?
Presiden Jokowi cukup cerdik sampai saat ini, tidak mudah terpancing cacian, bahkan level makian segala dari orang yang itu-itu saja. Dibiarkan menunggu waktu yang tepat karena sudah terbaca juga arahnya kog. Biarkan dulu dan ada waktunya, itu tidak lama. Biarkan dulu sekarang teriak-teriak, dan tidak perlu didengarkan.
Para menteri, para ketua umum parpol, sepanjang mau mengusung Jokowi, lebih baik  tidak membawa polemik dan menyangkut presiden. Jika partai yang dibawa-bawa silakan saja, asal tidak menjadi beban yang tidak penting bagi presiden.
Selama ini negara menjadi prioritas Jokowi, itu keyakinan yang masih patut untuk menjadi  pertimbangan memilih Jokowi. Selama ini kebanyakan kandidat, pun presiden yang lalu-lalu, lebih ke arah partai dan pribadi.
Jadi, rel pemerintah yang baik ini, jangan malah dirusak karena keinginan-keinginan lama yang mau dikembalikan. Negara ini terlalu kecil kalau mau dijadikan bancaan, namun terlalu besar jika mau dikelola dengan baik dengan begitu banyak orang yang memikirkan kepentingan kelompok dan sendiri saja.
Cukuplah memiliki pemimpin yang fokusnya pada keluarga puluhan tahun, cepat bersikap kalau keluarga yang kenal masalah, padahal rakyat menderita diam saja. Apa ini yang disebut pemimpin bagi bangsa dan negara?
Nah ketika ada yang mau memimpin demi bangsa dan negara, dengan segala kekurangannya patut didukung dan diluruskan apa yang masih belum benar. Masih ada kesempatan enam tahun untuk membenahi banyak hal. Asal tidak banyak ulah yang menjadikan rencana bisa berantakan.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI