Mengapa terus saja terulang? Jelas saja para pelanggar hukum ini dibiarkan begitu saja kemudian malah menjadi duta ini dan itu kog. Lha buat apa susah-susah taat aturan. Pelanggar malah menjadi dutanya, mendapatkan hadiah, penghargaan, danreward. Lhah kan aneh apakah tidak ada cara pendidikan dan penegakan hukum yang lebih baik sih? Kog selalu demikian, awalnya pelanggar kemudian menjadi duta ini dan itu.
Penegakan hukum dinisbikan dengan alasan kekeluargaan, kekilafan, dan sejenisnya. Kilaf dan pengampunan itu memang baik dan harus, namun jangan sekali-kali menghilangkan pelanggaran hukumnya. Hukuman itu bukan balas dendam, namun juga bukan belas kasihan yang berlaku seenaknya saja.
Sekarang jangan kaget kalau orang makin seenaknya sendiri, dengan melihat perilaku pesohor, baik artis, pejabat, atau orang kaya yang bisa membeli hukum, berlaku seenaknya sendiri. Bangsa ini menuju bangsa besar dan modern, yang perlu untuk tertib bukan malah seenak perutnya sendiri seperti ini.
Memang akan terus demikian bangsa ini? Bisa berlaku seenak-enaknya, meafsirkan hukum dan perundangan sendiri, buat apa gaji hakim jaksa, dan polisi mahal dan begitu banyak jika hukum rimba malah menang begitu?
Akan lagi terulang, pasti, karena tidak ada kehendak baik. Pun belum disadari selama ini hal yang demikian selalu terulang dan belum dianggap serius.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H