Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gemasnya Jokowi dan Budi Waseso

16 Maret 2018   05:20 Diperbarui: 16 Maret 2018   06:24 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada dugaan, sebagai pasar sekaligus laboratorium narkoba di Indonesia, penanganan serius dan mendasar perlu segera. Katanya program 2015 bebas narkoba, namun gerakannya pun hanya gitu-gitu saja. Mosok ada hingga hukuman mati sampai tiga kali masih hidup juga. Tidak ada kehendak baik yang sangat di dalam penyelenggara negara mengenai hal ini.

Sipir dan pihak lapas yang terlibat. Pernah ada yang mengatakan penggunaan teknologi bocor sehingga lingkungan terganggu. Bisa diterima akal sehat, namun apa juga seceroboh dan sesederhana itu sih? Ini soal kemauan. 

Bagaimana napi bisa "merdeka" dan menggunakan sarana komunikasi untuk menjadi pedagang besar narkoba. Dulu bahkan pabrik. Adanya kerjasama yang bahasa Pak Buwas sebagai penghianat bangsa. Setuju dengan hal ini, jauh lebih busuk dari sekadar teroris dan koruptor pelaku ini.

Penegakan hukum yang belum sepenuhnya. Sering mudahnya aparat yang terbeli, kembali sikap tamak yang berbicara. Belum menyeluruh, selalu saja level sipir yang terkenal pecat dan pidana. 

Apa iya, kalau ada pabrik narkoba dengan peralatan yang lengkap tidak sederhana, hanya melibatkan sedikit orang? Atau kerusuhan yang terjadi karena perkelahian rebutan lahan dan pengaruh di beberapa lapas hanya melibatkan beberapa orang? Apa mereka bukan hanya tumbal? Demikian juga tidak pernah menyeluruh jika ada jaringan yang terbongkar. 

Mosok demikian mudahnya sih begitu besar barang masuk tanpa ada keterlibatan aparat? Selama ini semua selesai dengan beberapa orang saja.

Hukuman mati bukan balas dendam. Hanya kasus khusus dengan pelaku kelas kakap, apalagi jika berkali-kali demikian. Coba penyuapan terhadap aparat di lapas, apa tidak mungkin juga menyuap yang lainnya? Membunuh orang dengan narkoba, kejahatannya bukan hanya satu atau dua.

Salam  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun