Apa yang terjadi ini memberikan banyak arti baru sebenarnya, korupsi itu seperti apa dulu. Sebenarnya orang yang berkepentingan bertemu di luar forum resmi sudah masuk korupsi. Ada dua pihak, komisi tiga dan hakim Arief semua kena perilaku korupsi. Karena korupsi saja masih simpang siur dan bisa seenak udelnya menafsirkannya.
Bagi presiden ini bisa berbahaya karena jika menolak pilihan dengan memberikan kepres untuk hakim Arief bisa dikatakan menolak kinerja dewan dan bisa berkepanjangan. Ingat kisah ini berkali-kali terjadi. Memang selama ini presiden bisa melepaskan diri dari jebakan model dewan ini. Jika menerbitkan keppres, akan dinyatakan pro- pelanggaran, dan tentu lebih heboh lagi kejadiannya.
Apa yang ditampilkan para elit ini sungguh memalukan. Bagaimana mereka bisa dengan tanpa beban merasa tidak melakukan kesalahan. Eh malah masih bisa melemparkan nola panas pada pihak lain. lagi dan lagi menampilkan politik tidak punya malu. Sepanjang prosedur dijalani merasa benar, padahal  ada pelanggaran di sana. Sepanjang masih ada celah untuk dibisa berkelit di balik kesalahan akan terus dilakukan.
Mimpi kali ya, mendengar ada menteri terlambat rapat, atau ada indikasi berkaitan dengan korupsi mau mundur dan meemohon maaf. Eh kini berlaku tidak patut saja masih dilemparkan kepada pihak lain. Haduh konstitusi saja sudah bisa dipermainkan demi kursi demikian, bagaimana bangsa dan negara ini?
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI