Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Zulkifli: Gaji Gubernur Kecil, Kala Pengertian Korupsi "Dikorupsi"

3 Februari 2018   06:52 Diperbarui: 3 Februari 2018   07:47 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat saat sekolah, guru itu begitu marahnya karena ada anak kelas dua yang mengajari adik kelasnya merokok. Guru tersebut menyatakan iblis, bukan lagi setan, kalau setan belum mengajak-ajak, kalau iblis itu biang setan yang mengajak orang lain untuk berbuat salah. Pejabat yang membenarkan diri dengan berbagai dalih ini sudah masuk level iblis. Tidak mungkin mereka tidak tahu kalau mereka melakukan kejahatan korupsi itu, atau korupsi itu jahat mereka tahu namun berbagai dalih digunakan untuk menutupi ketamakan mereka.

Korupsi sudah sangat parah dan makin payah, apalagi ketika definisi korupsi saja sudah mulai dikorupsi dan diatur sesuai dengan kepentingan mereka. Adanya pembenar, adanya pembelaan, adanya pembelokan fakta demi aman dari jerat hukum membuktikan perilaku mereka lebih dari sekadar jahat. Mereka keji dan biadap.

Maling dan mengaku jauh lebih bermartabat, apalagi jika demi bertahan hidup. lha ini sudah maling masih ngeles, berkelit, dan membuat semua hancur lebur, porak poranda, jungkir balik lagi, eh masih menjabat dengan cengengesanlagi. Kesengajaan dan kesadaran sangat penuh mereka melakukan perilaku korup, nyatanya mereka masih bisa berkelit, mencari dalih, dan adanya pembelaan.

Salam

Artikel ini sudah tayang di Penatajam.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun