Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keberanian-keberanian Presiden Joko Widodo

30 Januari 2018   15:48 Diperbarui: 30 Januari 2018   15:49 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keberanian-keberanian Presiden Joko Widodo, ah buat artikel yang buat panas saja, toh kontekstual dan faktual, serta aktual. Penghargaan dari Afganistan tentu bukan hal yang main-main dan kecil, mau dikatakan ecek-ecek atau jelek, ya silakan, kalau puas dengan demikian. 

Sangat dipahami bahwa pemerintah Afganistan memberikan penghargaan atas keberanian Presiden Joko Widodo tetap berkunjung, di tengah keadaan yang belum stabil dan baru beberapa saat ada bom yang menebarkan ancaman.

Tentu pemerintah dan rakyat Afganistan senang ada pemimpin negara sahabat datang. Seumpama keluarga yang mengalami musibah dan dikunjungi itu sangat senang. Jika dibatalkan pun mereka tidak akan bisa protes, karena memang kondisinya yang tidak memungkinkan. 

Sangat wajar jika demikian sebenarnya, namun pilihan untuk tetap datang, memberikan poin khusus bahwa tidak kalah oleh teror. Negara sahabat pun merasa tersanjung bahwa sahabatnya tetap mau datang meskipun keadaan belum sepenuhnya aman dan jelas. (pasti akan ada yang ribut dan mengatakan ini dan itu, silakan).

Beberapa hal yang cukup berani dipilih presiden

Usai ditetapkan sebagai presiden terpilih dan dilantik, membuat gebrakan soal protokoler dan pengawalan yang menjadi kewenangan paspamres. Kebiasaan sejak wali kota dan gubernur yang blusukan dan dekat tanpa jarak, jika menggunakan pengawalan yang seperti biasanya, tentu membuat kesulitan tersendiri. 

Kompromi dengan pihak keamanan pun diambil, tetap terjaga keamanannya, namun juga tetap bisa dekat dan tak berjarak dengan masyarakat, sebagaimana biasanya.

Keberanian fisik lainnya, usai dilantik dan menghadiri wisuda puteranya ke Singapura dengan menggunakan penerbangan komersial. Tidak heran banyak pro dan kontra terhadap hal itu. Sangat riskan memang, namun karena memang kepentingan pribadi, toh jug tidak apa-apa.

Dalam hal pilihan politis dan ekonomis. Pengurangan subsidi BBM yang biasanya menggunakan harga patokan, dibuat bisa naik turun sesuai dengan harga pasar. Gejolak awal dan biasa saja. 

Pun dengan ide untuk satu harga BBM di seluruh Indonesia. Terobosan besar yang hingga kini pun belum bisa sepenuhnya terselesaikan. Tidak mudah yang bukan tidak mungkin itu, paling tidak sudah dimulai.

Pilihan Kapolri yang sangat rentan karena isu dukungan orang kuat dan partai kuat, tidak terbukti. Semua bisa berjalan dengan lancar dengan pendekatan yang tidak ribut dan ribet. Gegap gempita yang hanya gaungnya saja, semua bisa diatasi. Padahal bisa ke mana-mana jika tidak dengan berani mengambil sikap.

Menghadapi teror bom Jakarta. Identik dengan di Afganistan, bahkan lebih menakutkan karena masih hari yang sama berani datang ke tempat kejadian. Menyatakan tidak takut yang malah meneror terorisnya balik. Keberanian yang tidak main-main jika menghadapi teroris, mewek akan dijadikan ladang bombardir seenaknya sendiri.

Menegakan hukum dengan penenggelaman kapal. Meskipun eksekusi utama ada pada Menteri KKP, toh presiden juga memberikan dukungan penuh, karena seperti beberapa waktu lalu dengan ribut dan ribetnya bahkan wapres sekalipun ikut urun rembug dan memanaskan suasana, tetap lanjut soal penenggelaman kapal.

Hukuman mati bagi pedagang narkoba. Kepastian hukum bagi terpidana dan keluarga, meskipun hingga ada yang mengatakan presiden berlumuran darah tangannya, tetap dilaksanakan. Ini bukan soal baru, karena ada yang sudah menunggu bertahun-tahun. Krisis akibat narkoba tidak main-main.

Berkaitan dengan isu dan polemik panglima TNI. Pengamat baik amatir ataupun profesional memprediksikan akan sangat berbahaya menggantikan dengan hitung-hitungan politik toh bisa juga mengadakan pergantian dengan relatif aman dan tidak memberikan gejolak berlebihan.

Hal-hal yang sudah dilakukan dan berani dengan gagah melangkah, menunggu beberapa hal yang juga perlu keberanian untuk kasus berikut;

Berani menyatakan kepada KPK dan kejaksaan untuk menerapkan hukuman mati pada koruptor dengan pemiskinan. Selama ini masih saja berkutat dengan hal yang sama. Riskan memang untuk posisi politis presiden.

Mengusut tuntas kekerasan di masa lalu. Hal yang bukan kesalahan pemerintahannya namun dengan keberanian untuk rekonsiliasi akan memberikan "penghiburan" bagi keluarga korban terutama 98. 

Masih banyak saksi, mungkin pelaku, dan korban yang masih segar dan bugar baik fisik dan ingatan. Dengan demikian potensi menegakkan hukum dan kebenaran sangat mungkin terjadi.

Penyelesaian peristiwa 65 dengan kepala dingin, bijak, dan mengakui siapa-siiapa yang menjadi pelaku dan korban tanpa ada kedengkian dan  hanya merasa menjadi korban, padahal ada pula yang juga menjadi pelaku kog. Masih banyak saksi yang masih jernih pemikirannya, telat sedikit akan lebih sulit karena hanya berdasar arsip yang mati.

Tentu hal yang sangat riskan secara politis jika hal tersebut mau dilakukan, namun dengan kebijakan dan kematangan Presiden Joko Widodo hal itu harapannya akan bisa diselesaikan. Penyelesaian yang memilih menang menang bukan menang kalah dengan jiwa besar tentunya.

Salam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun