Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sore ini, "Ahok" Ada di Istora

28 Januari 2018   18:04 Diperbarui: 28 Januari 2018   18:09 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini, Ahok Ada di Istora

Sore ini, Ahok ada di istora, jangan sensi dulu, atau lapor ke mana-mana bahwa Ahok tidak ada di tahanannya. Ini hanha gaya main Kevin-Markus yang provokatif, percaya diri tinggi, ngotot, dan tidak mau kalah, apalagi lawannya pun demikian, percaya diri, provokatif, dan tidak kalah ngotot, kayak Ahok dengan Lulung atau dewan secara umum.

Permainan luar biasa yang dipertontonkan kedua pemain, bahkan kedua pasang pemain ganda putra. Pertandingan atraktif, menghibur, dan tentu saja menegangkan. Angka yang saling mengejar dan pukulan-pukulan mematikan sangat menarik dari awal hingga akhir.

Provokatif. Bagaimana gerak tubuh dan memotivasi diri yang dipertontonkan kepada pihak lawan, sangat jarang dimiliki pemain-pemain bulutangkis. Model Malaysia dulu paling membuka dan menalikan tali sepatu, hal yang jauh berbeda dipertontonkan mereka. Seolah-olah menerima bola keluar, atau menggoda dengan memukul bola yang tidak kena, padahal sengaja karena memang bola keluar. 

Memasang aksi di depan jaring dengan wajah meremehkan beberapa kali nampak. Dalam gaya Ahok hal itu demikian, bagaimana ia menulis, gila di lembaran RAPBN, nenek lu, dan sering dalam wawancara yang membuat telinga yang disentil panas dingin, tapi tidak berdaya. Ada dinamika  bukan hanya TST yang akhirnya sama-sam masuk bui. (mau komen soal bui Ahok, lebih baik mundur daripada memalukan diri sendiri)

Percaya diri, bisa pula dinilai arogan, beda tipis soal ini bagi saya, percaya diri itu karena memang kapasitasnya tinggi, ada kemampuan. Arogan jika tidak punya kemampuan namun bergaya atau belagak dan merasa sok, itu baru arogan. Jika memang memiliki kemampuan untuk menang memang mengapa tidak? Hal yang sama sering dilakukan Ahok, berhadapan dengan dewan, BPK, atau pihak yang dianggapnya "merugikan" dirinya. 

Bukan hanys sekali dua kali, namun sering hal itu dipertontonkan. Beda dengan kasus agama, ia tahu diri dan tidak menampilkan perilaku percaya diri. Pun dalam pertandingan tadi, Kevil-Markus berlaku demikian, beda jauh babak pertama, ketika dengan mudah didikte dan dilibas lawan. Set kedua dan ketiga, kepercayaan diri dengan bermain lepas dan bebas membuatnya mendikte balik.

Ngotot, gaya yang dibutuhkan untuk bisa menang dan berusaha hingga titik terakhir. Luar biasa sampai jatuh bangun dan senar putus demi memperoleh point. Berlari ke sana ke mari, melompat, dan mengejar bola sepanjang lapangan. Lihat bagaimana gaya Ahok melihat sepakterjangnya demi bisa membuat Jakarta lebih baik. Pelaporan demi pelaporan, ancaman demi ancaman tidak membuatnya mundur. Ngotot dalam hal yang positif memang harus, bukan dalam artian ngotot asal merasa benar, padahal tidak benar. Mau komentar miring, ya monggo, kalau memang masih belum puas mengirim ke penjara.

Tidak mau kalah. Karakter yang jarang dimiliki oleh atlet Indonesia, cenderung kalah sebelum bertanding. Merasa inferior duluan melihat lawan, bule, atau China, atau yang lain, apalagi sepak bola itu. Tampilan beda yang dipertontonkan Kevin dan Markus dengan caranya. Merasa bisa dan mampu. 

Kalah masih ada kesempatan. Dan ditunjukkan dan memang bisa. Ahok sering demikian, benar sepanjang memang benar di dalam hukum, ia tetap saja maju. Lihat bagaimana ia "berkelahi" dengan partai baik ketika mundur dari Gerindra ataupun mau menyalonkan diri lagi dengan mengandeng Teman Ahok dulu.

Menghibur, jangan lupa sisi ini sering ditampilan Ahok. Pun permainan Kevin dan Markus sangat menghibur. Ketegangan itu bisa ternetralisir saat melihat tingkah mereka yang lucu dengan pukulan yang "aneh" namun menghasilkan point. Perilaku spontan, bebas, dan lepas di balik ketegangan itu sangat menghibur dan mengurangi ketegangan. 

Bagaimana Ahok bisa memperolok yang mau terjun dari Monas, atau janji potong kuping, merupakan sisi yang ia bangun untuk bisa menampilkan sisi yang berbeda dengan perilakunya yang keras dan tegas itu. Coba lihat tulisan, nenek lu, gila, atau ta1 yang menghebohkan itu. Kan bisa saja dengan silang besar, atau umpatan yang biasa, dipilih yang lucu dan ada nuansa olok-olok.

Ini edisi olah raga politik dan juga hiburan, jangan terlalu serius, apalagi yang sensi dengan nama Ahok, mau ribut di lapak komentar silakan saja, tapi kalau suka tepok bulu pasti merasa setuju dengan apa yang saya tuliskan di atas. Jika tidak menonton atau tidak suka, ya maaf tidak akan tahu rasanya.

Mau mengatakan tidak bisa move on silakan saja, kalau memang menyenangkan hati sampeyan, mau apa pun monggo. Yang jelas itu apa yang saya saksikan, bisa beda bisa pula sama.

Selamat untuk bulutangkis Indonesia dengan raihan dua gelar juara dan dua juara dua. Perkembangan yang patut mendapatkan apresiasi.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun