Salah satu demokrasi yang sakit adalah, adanya demokrasi nonetis. Etik, dan perilaku pantas dan tidak pantas menjadi sumir karena kepentingan yang berbicara. Padahal soal pantas dan tidak tentunya banyak dipahami dengan baik oleh orang yang mau berperilaku sebagaimana normal dan wajar dalam hidup bersama.
Kekejian paling parah adalah menutupi sebagian fakta, yang jelas ia ketahui demi kepentingan sendiri atau kelompok. Hal ini makin menggejala, perlu mendapatkan dukungan, bukan malah diperlemah dengan argumen yang lagi-lagi setengah fakta dan data.
Tensi tahun politik makin panas, dan ternyata  ikut juga dikipasi oleh elit yang seharusnya bisa memberikan teladan yang sepantasnya. Apakah akan terus demikian warna demokrasi yang didengungkan itu?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H