Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Ochlocratie", Pemerintahan Orang-orang Kasar dan Preman

21 Januari 2018   07:23 Diperbarui: 21 Januari 2018   10:46 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oclocratie,pemerintahan orang-orang kasar atau preman.  Tidak perlu sensi dengan senang atau sensi dengan menghujat dulu, pahami dengan baik dan baru komentar. Atau mau menyanggah silakan dan buat artikel. Adil bukan, daripada menebar kebencian dan memperbesar kemaluan sendiri di dalam kolom komentar, lebih baik, sambil belajar menulis artikel. Akun Kompasiana bukan hanya untuk komentar, miring saja lagi bukan?

Tentu pemerintahan dalam hal ini sangat luas, dalam arti yang luas, bukan semata-mata presiden dan jajarannya, atau perdana menteri dan jajarannya semata. Dalam arti yang sangat luas. Memang dalam arti khususnya adalah pemerintahan itu ya presiden dan kabinet serta yang melingkupinya. Toh banyak pemerintahan, pun bisa daerah, wilayah, atau organisasi juga bisa menggunakannya. Seperti juga demokratis, toh dalam rumah tangga pun menggunakannya, sama dengan ochlocratieini.

Ochlocratie,kata tante wiki adalah sekumpulan orang yang melakukan tindakan intimidasi. Dalam bahasa Latin, dikenal dengan nama  ochlocratia,dialihbahasakan Indonesia, oklokrasi. Memang dalam sistem pemerintahan legal hal ini tidak menunjukkan kewenangan formal, hanya saja dalam kasus khusus dan kondisi spesifik, akan bisa memberikan efek pada penggiringan opini. Penggunaan mayoritas dan sentimen massa sangat lumrah dalam kelompok ini. Diawali dengan menghembuskan pertikaian.

Lihat dari beberapa kata kunci dalam pengertian dasar tersebut, bisa dilihat bahwa hal ini terjadi di dalam kehidupan berbangsa ini. Sekumpulan orang,jelas banyak banget yang paham, siapa saja mereka, di mana saja mereka biasa berbuat, apalagi dengan bantuan teknologi, media maya, mereka jauh lebih bisa memberikan pengaruh. Sekumpulan orang yang tentu dipahami, mereka biasanya berbuat seperti apa. Melakukan tindakan intimidasi.Kembali lagi dengan gamblang, apa yang mereka lakukan adalan mengintimidasi, melakukan pemaksaan kehendak, pada pihak lain. berbagai cara dilakukan untuk bisa menjadikan mereka mendapatkan hasil.

Menggiring opini, tujuan antara adalah memengaruhi pendapat massa, bisa lokal, ataupun nasional. Karena secara tata negara mereka tidak memiliki kewenangan formal, mereka memaksakan kehendak dengan mengintimidasi. Cara yang paling efektif jelas adalah penggunaan massa. Jargon mayoritas menjadi salah satu kebiasaan dan kesukaan kelompok ini. Menghembuskan pertikaian,dikenal namanya provokator, zaman eyang dulu, akan digebug. Mereka ini ahli membuat perselisihan dan menjadi pertikaian. Susah berbicaraa dengan mereka karena menjadi gaya mereka adalah pokokedan menuding pihak lain sebagai pasti salah dan perlu diluruskan. Pertikaian bisa terjadi, jika adanya perbedaan persepsi yang dipaksakan.

Berbeda dengan parlemen jalanan yang memilih jalan turun ke jalan karena mampetnya saluran resmi di dalam parlemen yang ada. Parlemen jalanan juga cenderung tidak melakukan intimidasi sebagai cara mereka mendapatkan hasil.

Apa yang terjadi dalam hidup berbangsa ini, kita bisa melihat bahwa oklokrasiada dan begitu menggejala akhir-akhir ini. Sifat-sifat mereka biasanya adalah:

Korup, perilaku korup di dalam menjalankan apa yang hendak mereka capai. Untuk mendapatkan tujuan, pengaruh publik, sedang mereka tidak dalam struktur tata negara, mereka bisa saja dewan, politikus, pegiat ormas, atau bagian dari birokrasi yang tidak sejalan dengan pemerintah, membuat aksi dan dananya dengan korupsi. Tidak perlu dijelaskan juga banyak yang paham, siapa saja mereka.

Mengatasnamakan demokrasi, namun demokrasinonetis.Memutarbalikan fakta, data separo, dan aksi-aksi yang menggiring opini dengan kesesatan fakta yang disembunyikan,  menggunakan fakta separo-separo yang dikaitkan dengan kepentingan sendiri. Siapa saja mereka, banyak bukan? Dan hal itu sangat gamblang terbaca. Gembar-gembor demokrasi namun memaksakan kehendak dan mengingkari etik deokrasi itu sendiri.

Lebih jelas lagi, kebiasaan mereka adalah mengingkari norma keadilan sosial.  Apa yang mereka lakukan adalah tujuan kelompok atau pribadi, tidak heran mereka abai akan keadilan sosial. Intimidasi dan pemaksaan kehendak jelas mereka ingkar akan keadilan sosial. Mereka tidak peduli merugikan asal diri dan kelompoknya dapat keuntungan.

Dalam artikel ini tidak perlu menyebut organisasi massa mana, partai politik mana, pribadi siapapun, namun kalau ada komentar tidak bisa membantah di kolom komentar, malah melebar ke mana-mana itulah salah satu pelaku dan pengikutnya. Masyarakat sudah cerdas kog tidak perlu disebut pun sudah paham dan mengerti siapa saja yang menganut paham berdinamika politik oklokrasiini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun