Masyarakat belajar....
Belajar kritis dan peduli. Kemajuan dunia teknologi informasi makin laju, kemampuan kritis juga harus imbang. Jangan bicara yang memalukan atau melakukan tindakan memalukan dengan teknologi itu. Termasuk berkomentar dan melakukan tindakan. Bisa saja rekayasa demi sesuatu atau memang kebenarannya yang ada di sana. Hal ini perlu sikap dewasa, bijak, dan kritis. Tentu bukan membela pelaku hoaxnamun bersikap dewasa dan tajam dalam melihat persoalan. Memilih yang terbaik dari yang terbaik itu yang diinginkan, namun paling buruk adalah memilih yang terbaikd ari yang terburuk.
Penyelenggara pemilu....
Perangkat hukum tidak kurang. Kehendak baik dan keberanian yang perlu dikedepankan. Susah menindak  pelaku kampanye buruk atau menggugurkan kandidat yang melanggar aturan karena takut pendukung dan partai politik. Peran lembaga ini di sini sangat besar. Jangan jadi  bawahan atau takut pada partai politik dan massa yang biasanya memaksakan kehendak. Sosialisasi dengan baik bukan semata proyek saja.
Agama jelas memegang peran. Coba mana sih di negeri ini  yang tidak mabuk agama, tapi toh zina, maling berdasi, pemaksaan kehendak tetap melaju dengan tenang. Peran mereka sangat penting dan mendesak, jangan malah ikut masuk di dalam kekacauan yang ada di dalamnya.
Apa iya mau begini terus setiap pemilu? Fitnah, ranah etis mengalahkan kriminalitas dan pidana? Apa mau pemimpin busuk terus merajalela karena tekanan massa dan uang mereka?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H