Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan AHY sebagai Bakal Cawapres

8 Desember 2017   06:33 Diperbarui: 8 Desember 2017   08:28 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikotomi sipil militer masih sangat sumir, karena toh banyak yang tidak suka, namun juga banyak yang masih memuja. Artinya, susah untuk melihat keduanya maju sebagai pasangan. Memang kalau ini kondisi dewan jauh lebih aman karena model pendekatan Gerindra yang akan taat kepada sang pemimpin begitu loyal dan besar.

Prabowo Agus. Ini pun militer dengan militer. Relatif sama dengan keadaan di atas. Hambatan psikologis memang tidak ada karena mereka secara kepangkatan tidak masalah. dukungan parpol juga solid karena pendekatan dua partai pengusung sangat solid dan relatif bisa menjadi jaminan tidak akan menjadi duri dalam daging. Kelemahan yang nampak soal birokrasi keduanya lemah. Militer beda dengan sipil dan itu perlu waktu adaptasi yang bisa menghabiskan energi.

Jokowi-Agus. Relatif aman, parpol juga lumayan ada yang setia dengan Demokratnya. Meskipun hambatan pada pengalaman sisi wapres jika melihat pembagian kerja sebagaimana Jokowi-Ahok saat di Jakarta diterapkan. 

Bukan perkara mudah dengan usia, pangkat, dan pengalaman, di kancah nasional, dan ingat bangsa ini sangat besar. Secara politik dan dukungan politik aman, hanya soal pengalaman saja. Prabowo Anies. Jika ini terjadi, kombinasi bolehlah, apa yang akan dilakukan, tentu tidak berlebihan jika menerka mereka akan memainkan isu, cara kampanye yang identik dengan pilada Jakarta kemarin. Hal yang berbeda. Nasional jauh lebih komplek dari sekadar Jakarta. 

Peta yang berbeda belum tentu bisa menghasilkan produk yang sama tentunya. Melihat rekam jejaknya susah untuk melihat mereka menggunakan cara yang sama. Secara politik mereka cukup kuat. Namun hati-hati, jangan sampai matahari kembar tercipta. Semua pola pikirnya nomor satu, tidak ada yang siap nomor dua. Keduanya juga tipikal pemerintah, tukang perintah, tidak ada yang pelaku atau pelaksana.

Jokowi-Anies. Kemungkinan kecil, namun bukan berarti tidak ada bukan? Sangat lemah dari sisi politik. Dimainkan kubu lain juga dengan mudah karena kelemahan yang terlihat dengan gamblang. Meskipun kecil toh tidak ada dalam politik yang tidak mungkin.

Dua tahun memang masih panjang, semua hal bisa terjadi, survey pun masih banyak kelemahan, namun tentu prediksi bolehlah dikedepankan. Semua masih belum ada kemungkinan terbesar.  Masih bisa juga akan ada calon lain yang bisa saja merangsek naik dan menjaid kuda hitam dalam posisi apapun.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun