Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sepertiga Jalan atas 9 Tahun Kompasiana

3 Desember 2017   07:32 Diperbarui: 3 Desember 2017   08:55 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sepertiga Jalan atas 9 Tahun Kompasiana

Sepertiga jalan yang saya ikuti atas 9 tahun Kompasiana. Suatu hari, buka-buka buku Kompasiana pas di toko buku, bagaimana bergelut, susah payah untuk mendirikan dan membuat Kompasiana bisa eksis. Lumayan susah, dan bukan juga kerja gampang, beda jauh dengan sekarang yang tinggal mempertahankan dan mengembangkan. Penulis datang dan pergi, meskipun banyak pula yang tetap bertahan dan tetap eksis hingga bertahun kemudian.

Sepertiga memang hanya sebagian kecil, karena bagian yang besar jelas tidak mengikutinya. Silih berganti rekan yang datang dan kemudian hilang, atau yang sudah ada dan kini tidak lagi pernah kelihatan. Ada pula rekan baru yang begitu bersemangat dengan target masing-masing.  Semua adalah dinamika baik personal ataupun  kelompok sebagai keluarga besar Kompasiana.

Beberapa kisah besar dan kecil lahir selama sepertiga dari sembilan tahun Kompasiana. Kecurigaan, kejengkelan, kegeraman, atau kelucuan silih berganti datang. Beberapa moment besar dan penting ataupun kecil namun selalu terulang dan itu yang menunjukkan sebenarnya  wajah Kompasiana.

Beberapa friksi besar seperti ketika heboh soal akun PK beberapa waktu lalu. Seolah ada yang sepakat si PK adalah Anu, atau tidak percaya sebagai Anu. Ada yang mencoba membuktikan dengan menampilkan IP pemilik akun dan sebagainya. Kembali waktu yang menjadi pengadilnya. Semua menguap dan kembali normal lagi. Tidak ada lagi yang dituduh proanu atau antianu. Semua kembali bersama.

Sebelum kasus PK ada soal pilpres dan pileg yang sangat panas. Karena baru masuk belum tahu banget kubu mana versus kubu mana, menulis sesuai dengan apa yang mampir di benak. Belum tahu mana kelompok si A dan si B ada pada posisi  mana. Dari komentar dan artikel mulai terpetakan siapa ada di mana dan siapa ada di posisi mendukung siapa. Kini semua usai.

Makan siang di istana. Kehebohan berikut sebagai imbas akan pilpres. Ada yang merasa lebih pantas ada yang merasa pemilihan tidak jelas dan sebagainya. Akhirnya sempat memanas dengan sikap yang kadang sangat keras untuk saling curiga. Toh semua usai sudah dan kembali menyatu dan becanda.

Pilkad DKI suhu meningkat tajam. Saling klaim kemenangan dengan berbagai argumen. Panas, saling serang baik artikel atau komentar dengan latar balakang masing-masing, semua pun usai. Semua satu lagi.

Hal-hal besar dari luar, kondisi yang membuat para anggota untuk bisa bersitegang, namun toh bisa juga karena dinamikan di dalam sendiri. Klasik sebenarnya, soal label Artikel Utama, Pilihan, dan itu dulu HL,  hlt, kalau itu hak penuh Admin, hanya para penulis, curiga saja, soal label, toh hak penuh Admin dan tidak bisa apa-apa. Berbeda soal NT yang dulu ter...dulu ada TA ini penuh prerogatif Admin, ada GT katanya soal keterkaitan dengan media Google. Sering menjadi ramai, kecurigaan, dan kejengkelan adalah NT, di mana, vote menentukan. 

Ada rekan tukang usil yang menaikan tulisan ke NT dengan menggunakan akun kloningan. Ada seorang Kompasianer yang jengkel dan lapor, pemancungan terjadi. Permainan begini. Apakah usai? Tidak, toh masih bisa buat lagi. Ada juga tim sebuah parpol yang menggunakan metode ini.

Terbaru dan baru terjadi, tiba-tiba hits melonjak drastis dan nongkrong di terpopuler.  Saya tidak tahu persis mengapa bisa begitu tingginya. Saya beberapa kali mengalami, toh sebanding dengan apa yang bisa juga tiba-tiba hilang hits kembali ke nol.  Tidak bermaksud merendahkan rekan-rekan yang mendapat terpopuler, itu capaian Anda, dan sah. Tidak demikian, namun mengapa saja, karena sering artikel saya itu sebetulnya hitsnya jika wajar tidak akan mencapai setinggi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun