Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo Berseri dan Parade Penyelamat Bangsa

26 September 2017   16:56 Diperbarui: 26 September 2017   17:50 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keren ini acara. Penyelamat bangsa, bagus kan, negara diselamatkan dari keadaan yang lebih buruk. Bagi yang berfikir waras dan lepas kepentingan sesaat, ingat dua "a" bukan hanya satu "a" yang jauh berbeda lho ya serta berorientasi bagi negeri dan bangsa. 

Kalau gak suka lebih baik buat artikel sendiri dengan argumennya, daripada mengotori lapak dengan kedunguan sendiri. Paling-paling akan nyinyir yang isinya itu-itu saja. Di tengah keprihatinan mereka bisa berbangga dengan kinerjanya yang patut mendapatkan apresiasi. Kecuali yang memang tidak pernah mau melihat kenyataan. Siapa saja yang patut berparade?

Susi Pudjiastuti dan Jajaran KKP

Sekian abad bangsa ini memiliki luasan lautan yang sangat besar. Namun malah menjadi pengimpor ikan. Thailand, Vietnam, China, bahkan Philipina malah pengekspor luar biasa besar. Mereka bisa berpesta di lautan Indonesia. Penenggelaman kapal yang marah justru orang Indonesia (pengusaha dan penguasa yang terkena imbasnya), dunia internasional tidak ada yang protes, padahal jelas terdampak. 

Koordinasi baik dengan lembaga lain dan nilai eksport meningkat tajam. Patut berparade menyelamatkan bangsa dari para maling  dan rampok ikan. Presidennya sipil lho bukan militer. Tentara saja gak berani, toh dunia internasional tidak ada yang protes atau memusuhi.

Amran Sulaiman dan Jajarannya

Ini sekian lama beras menjadi ribut dan rebutan karena selalu saja kurang. Impor jadi jalan keluar. Di antara kekurangan, toh beras sudah bisa mencukupi dan tidak ribut lagi. Semua pada diam, atau tidak mau tahu. Mereka layak berparade atas kerja keras mereka selama ini. Jarang mereka omong berbuih apalagi di jalanan, namun kerjanya berhasil dan kelihatan. Kalau seperti ini diam saja, tidak ada yang mengucapkan selamat. Atau keberhasilan doktor pertanian? Bisa saja demikian, kan berkesinambungan.

Budi Waseso dan BNN beserta Jajaran

Narkoba dan masalahnya bukan kerja ringan. Tapi patut mereka untuk bisa berbangga dengan capaiannya. Mereka menggagalkan kelas ton, bukan hanya gram.  Ini luar biasa lho. Dulu narkoba diproduksi di penjara, kini belum terdengar lagi, entah gak ada, atau memang disengaja diam, itu perlu pembuktian. Toh kinerja keras mereka patut jika mau berparade. Narkoba salah satu kejahatan luar biasa lho.

Densus 88

Salah satu kejahatan luar biasa lainnya itu terorisme. Bagaimana mereka kini tidak bisa bergerak leluasa, seenak udelnya, dan melakukan aksi dengan bebas lagi. Mereka kerja dengan senyap, namun penangkapan demi penangkapan terjadi. Di tengah kekurangan dan kecurigaan,  toh masyarakat juga merasakan manfaatnya. Tidak takut teroris menggema karena keberadaan mereka. Sepak terjang teroris juga terdesak sehingga tidak lagi bisa begaya.

KPK dan Jajaran

Di tengah badai ketidakpercayaan elit. Khususnya parpol dan anggota dewan, mereka toh pahlawan bagi bangsa dan negara yang bisa bangkrut karena ulah maling-maling anggaran. OTT yang dijadikan bahan ribet dan ribut para anggota dewan itu pun dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Kepolisian dan kejaksaan masih belum bisa sepenuhnya dipercaya untuk menegakkan hukum dalam hal korupsi. Kehakiman pun masih sama saja. Artinya kinerja mereka lah yang unggul dan di atas lembaga lain. kekuarangan dan kelemahan untuk diperbaiki bukan untuk dijadikan bahan evaluasi dan pembubaran. Toh mereka telah bekerja cukup keras.

Kemenhut dan Jajaran

Hayo siapa yang tidak ingat kalau pernah ada kabut asap? Presiden kunjungan resmi pun "dipaksa" balik dan kemudian dikomentari katanya wisata bencana. Eh tahun ini tidak ada asap yang sampai Singapura ngamuk itu, pada diam seribu bahasa. Apa tahunya hanya keburukan apa ya? Pencitraan lagi kah? Seperti saat swasembada beras itu? Mereka menyelamatkan bangsa dari hujatan regional karena mengganggu bangsa mereka dengan asap yang merusak banyak hal itu.

PT KAI dan Jajaran

Alat transportasi yang dulu terkenal banyak copet, pedagang, dan telatnya, kini menjelma jadi alat transportasi andalan. Dulu setiap mudik akan ditayangkan teve orang berebut, calo, dan kekumuhan stasiun, kini semua itu tinggal sejarah. Penumpang di atap yang bertahun-tahun tidak bisa diatasi, kini hilang semua. Kinerja mereka jelas terlihat.

Pendepak Petral

Biar tidak sensi. Siapa dia kan juga banyak yang paham kan. Itu yang berani mengusir penggede Petral, bukan juga tentara lho yang melakukan. Toh bisa juga diusir, BBM tidak perlu mendengarkan dia dan lewat jalan dan model dia, yang impor dari negara tidak punya minyak, air saja tidak punya. Siapa dia? Gak usah nanti sensi dan ngotori kolom komentar. Atau ini malah perusak bangsa?

Tentu akan dikatakan bahwa gambar yang beredar itu hanya hoax,namun melihat wajah-wajah yang jauh lebih benar mereka hanya ditempel-tempel (ikut purnawirawan yang lagi kumpul dulu), apa sih yang telah mereka perbuat? Paling-paling mengatakan ini dan itu, soal bangsa buruk dan sebagainya, namun soal solusi atau jalan keluar nol, ujung-ujungnya minta ganti presiden. 

Ganti bisa dilakukan, kemudian siapa yang akan jadi RI-1 nya? Pasti rebutan lagi. Kapan membangun dan menyejahterakan bangsa kalau begitu? Apa bener penyelamatan bangsa atau kebelet mau jadi presiden? Sekali lagi coba apa gak berebut mau jadi RI-1 semua?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun