Ada yang Sudah Kangen Ahok, Menanti Konsistensi Anies
Dia menilai para PNS DKI berani menghapus anggaran tersebut karena Basuki Tjahaja Purnama sudah tidak menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Lucunya Dewan ini, bagaimana gubernur yang diusung belum juga dilantik malah merindukan gubernur yang mereka nistakan belum juga lama. Ini fakta, bukan soal Ahoker atau bukan. Bagaimana mereka  menghujat Ahok jauh sebelum kisah Al Maidah, semenjak keluar dari Gerindra dan jadi gubernur sama sekali tidak ada nada baik soal Ahok. Malah mereka selalu menyudutkan Ahok kalau bersikeras dalam banyak soal. Reklamasi apalagi, menertibkan PNS saja menjadi "pergunjingan" ala mereka. Kini menjelang pejabat mereka menjabat ada anggaran yang bisa hilang tanpa gubernur tahu, mereka khawatir ke depannya.
Kangen Ahok
Jelas terbaca di sana Ahok yang membuat orang tidak berani macam-macam, paling-paling akan ngeles tidak demikian yang dimaksud. Lucunya adalah mengapa jika dewan yang menghilangkan tanpa setahu eksekutif Ahok yang dihujat habis-habisan padahal jelas koleganya senidri, atau sudah lupa, atau karena Ahok yang mengetahui tabiat malingnya? Fenomena asal bukan Ahok terbukti karena masalah jatah preman tidak bisa mereka nikmati, bukan karena ia Chines atau Kristen.Ini baru soal anggaran, belum juga Anies-Sandy dilantik.
Ahok dan Sistem
Sangat miris membayangkan seorang anggota dewan berpikir seperti ini. betapa bobrok birokrasi, dirinya selaku anggota dewan, dan tentu pengawas, jangan lupa pengawas lho dewan itu. Sistem yang bobrok, diawasi oleh perilaku dan lembaga bobrok, eh ditambah birokrat bosok, klop sudah. Seharusnya ia percaya diri dengan Anies Sandy akan mampu mengatasi maling anggaran yang model demikian. kan lucu kalau mereka sudah ngeper duluan, sedangkan kerja belum juga dimulai. Belum lagi jika mengingat program antitesiskampanye Anies-Sandy soal PNS. Jika sistem berjalan dengan baik dan berganti kucing sekalipun tidak akan masalah, karena sistem yang bekerja bukan orang per orang. Miris melihat kualitas dewan Jakarta lagi hanya segitu.
Birokrasi dengan Hati.
Ha.....ha....ngakak dulu. Bagaimana tidak mereka kampanye mengatakan birokrasi dengan hati, karena Ahok menangani birokrasi dengan tangan besi, dalam kacamata kepentingan mereka. Menanti bagaimana sikap mereka, terutama Anies-Sandy nanti ketika sudah menjabat dan mendapatkan "godaan" dari birokrasi "nakal" ini. Ini hanya  hal yang kecil kan ada yang jauh lebih gila dibandingkan ini. apakah mempan birokrasi dengan hati, sedangkan dengan cemeti,saja masih malas, mangkir, dan maling seperti itu. Boleh dan baik birokrasi dengan hati, namun apakah bisa diterapkan jika menghadapi birokrasi bobrok sekian abad. Jangan lupa sistem birokrasi bobrok ini identik sejak zaman penjajahan lho.
Anggaran
Sudah terbukti ada yang main-main. Dalih salah atau apalah akan menjadi panglima nanti, apakah akan juga kembali maling anggaran dan anggaran siluman nantinya? Menarik adalah yang melakukan kemarin itu justru yang teriak palimng keras atas sikap tegas Ahok, artinya kini makin leluasa karena sepihak dengan yang telah "ahli" melakukan, hayo ngaku jangan berlagak lupa, amnesia beneran sukurin, lupa ambil colongan. Patut dinantikan bagaimana sikap Anies-Sandi menghadapi anggaran yang biasa dimain-mainkan, sedang mereka sama sekali tidak pengalaman menghadapi dewan yang bermental maling itu. Hal yang dulu juga terjadi kog.
Penggusuran-Penertiban
Lagi-lagi sangat menarik ini, bagaimana reaksi kewalahan mereka karena mereka telah berjanji tidak akan menertibkan.Mereka mungkin juga main dengan banyaknya penggusuran-penertiban yang sangat seksi mereka goreng masa kampanye lalu. Jangan nanti, teriak manggil Ahok lagi kalau tidak berdaya. Jelas-jelas di atas sungai, di atas lahan negara, eh malah mereka mengatakan tidak manusiawi lah, melanggar HAM lah, demi bisa menang di pilkada. Apa bisa mengatur tanpa menertibakan? Hayo, layak ditunggu juga ini. Kaitan dengan  macet, banjir juga, dan jelas memanusiakan manusia bukan semata mengikuti kemauan mereka lho, mengatur juga memanusiakan mereka tentunya.
Pengakuan Kualitas Ahok
Menarik yang disampaikan anggota dewan tersebut. Bagaimana ia terkesan menyayangkan ketiadaan Ahok sehingga anggaran bisa dimainkan demikian. Ini memberikan bukti soal agama dan ras sebenarnya tidak ada masalah dalam kepemimpinan Ahok, namun karena sepak terjang Ahok yang mengganggu kepentingan mereka. Ironis ketika kepentingan mereka terganggu menghujat, namun ketika ada yang lebih merugikan lagi, baru ingat. Miris melihat perilaku politikus cap kadal seperti ini.
Taat Azas dan Sumpah
Hal ini memperlihatkan birokrasi bangsa ini abai akan sumpah jabatan. Menggunakan segala cara demi kepentingan sendiri. Mereka jelas bersumpah-janji demi bangsa dan negara serta NKRI, bukan karena kepentingan sendiri. Anggaran siluman, menelikung atasan karena beda partai atau kepentingan terusik, jelas bertentangan dengan sumpah-janji jabatan.
Jauh memalukan memiliki birokrasi bobrok mentalnya seperti ini, tidak berani melawan namun melakukan sabotase. Ingat pelayan masyarakat, bukan kepentingan diri dan kelompok. Bagaimana birokrasi bisa dibangun ketika pengawasnya saja lemah dan tidak tahu harus bagaimana menyikapi.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H