Penggusuran-Penertiban
Lagi-lagi sangat menarik ini, bagaimana reaksi kewalahan mereka karena mereka telah berjanji tidak akan menertibkan.Mereka mungkin juga main dengan banyaknya penggusuran-penertiban yang sangat seksi mereka goreng masa kampanye lalu. Jangan nanti, teriak manggil Ahok lagi kalau tidak berdaya. Jelas-jelas di atas sungai, di atas lahan negara, eh malah mereka mengatakan tidak manusiawi lah, melanggar HAM lah, demi bisa menang di pilkada. Apa bisa mengatur tanpa menertibakan? Hayo, layak ditunggu juga ini. Kaitan dengan  macet, banjir juga, dan jelas memanusiakan manusia bukan semata mengikuti kemauan mereka lho, mengatur juga memanusiakan mereka tentunya.
Pengakuan Kualitas Ahok
Menarik yang disampaikan anggota dewan tersebut. Bagaimana ia terkesan menyayangkan ketiadaan Ahok sehingga anggaran bisa dimainkan demikian. Ini memberikan bukti soal agama dan ras sebenarnya tidak ada masalah dalam kepemimpinan Ahok, namun karena sepak terjang Ahok yang mengganggu kepentingan mereka. Ironis ketika kepentingan mereka terganggu menghujat, namun ketika ada yang lebih merugikan lagi, baru ingat. Miris melihat perilaku politikus cap kadal seperti ini.
Taat Azas dan Sumpah
Hal ini memperlihatkan birokrasi bangsa ini abai akan sumpah jabatan. Menggunakan segala cara demi kepentingan sendiri. Mereka jelas bersumpah-janji demi bangsa dan negara serta NKRI, bukan karena kepentingan sendiri. Anggaran siluman, menelikung atasan karena beda partai atau kepentingan terusik, jelas bertentangan dengan sumpah-janji jabatan.
Jauh memalukan memiliki birokrasi bobrok mentalnya seperti ini, tidak berani melawan namun melakukan sabotase. Ingat pelayan masyarakat, bukan kepentingan diri dan kelompok. Bagaimana birokrasi bisa dibangun ketika pengawasnya saja lemah dan tidak tahu harus bagaimana menyikapi.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H