Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fahri Hamzah Memang Cerdas, Bubarkan KPK dan Komnas HAM

3 Juli 2017   20:17 Diperbarui: 4 Juli 2017   07:58 3115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fahri Hamzah Memang Cerdas, Pemikirannya Selalu Keluar Kotak

Bangsa Dumay Kompasiana dan Ngawursiana, kaget tidak dengan pimpinan dewan independen ini? Tentu tidak bukan? Bangsa ini perlu bersyukur memiliki wakil ketua dewan independen yang satu ini. Buah pikirnya selalu keluar kotak, bukan biasa-biasa saja. Pejabat lain masih sibuk Lebaran, bolos, dan sejenisnya, beliau sudah mengeluarkan pernyataan yang luar biasa hebat.  Beberapa hari liburan Lebaran ternyata membuat beliau makin cerdas dan menilai dengan luar biasa bagusnya. Sekaliber Bung karno, Bung Hatta, atau bahkan gandi pun belum ada yang mengeluarkan kalimat sebijak beliau.

KPK Mobilisasi Guru Besar.

Dua kelompok yang ia puji dengan cerdas, pertama tentu KPK, yang memang selalu dalam perhatian Fahri. Apapun ia nilai dengan sangat baik. Katanya lembaga yang super body,lembaga yang  malah ngurusi recehan, dan banyak lagi. Pokoknya apapun yang dilakukan KPK selalu dalam pantauan dan penilaian beliau. Sisi satunya, kelompok guru besar yang dinilai beliau dimobilisasi untuk membela KPK.  Coba bayangkan, betapa hebatnya sang pimpinan dewan ini, guru besar saja masih bisa beliau nilai, apa tidak lebih besar? Kalau ada nama lebih besar dosen besar kan? Kan yang lebih besar dari guru kan dosen. Sampai nama saja tidak ada, saking besarnya. Asal tidak mahabesar saja, kalau bodohnya mungkin.

Bubarkan KPK

Ini lar biasa cerdas pernyataannya. Katanya tidak ada gunanya. Bener KPK memang tidak ada gunanya bagi maling dan koruptor. Bagi bangsa, negara, dan rakyat jauh lebih berguna KPK kog daripada DPR. Tentu Pak Fahri tidak akan menembak kapal sendiri dengan mengatakan bubarkan DPR ini, kan cilaka tiga belas, bagaimana tidak sudah tidak punya partai politik (ah gak yakin juga sih, kan nyatanya partainya biasa-biasa saja, adem ayem saja kog). Apalagi tidak punya kursi kekuasaan, nanti siapa coba yang mau wawancara. Kalau mau nyinyirin Pak Jokowi dan KPK tidak punya lagi panggung dong.

Bubarkan Komnas HAM

Entah mengapa kog keluar pernyataan seperti ini, entah mengapa sampai luar biasa indahnya idenya. Apa karena ketahuan ada beberapa selundupan yang ketahuan pilihan politiknya yang ternyata ada indikasi radikalis, selama ini toh beliau kan adem saja dengan kelompok ini.

Hayo, pilih mana, bubarkan KPK atau DPR?

Kata Pak Fadli Zonk, eh Zon, salah ketik, ini asli, anak SD pun tahu soal PT, ini juga, anak belum lahirpun tahu, pilih bubarkan DPR daripada KPK. Coba apa sih prestasi DPR periode ini? Eeeh.....eeeh, jangan salah

Satu, mana ada pimpinan dewan yang terjungkal dalam kasus dugaan main mata dengan pihak lain dan mempermalukan presiden malah bisa naik lagi dengan mengudeta rekan separtainya. Seluruh dunia tidak ada ketua dewannya tersangkut dalam sepuluh kasus kakap maling, tidak heran ada yang beri nama Dasamuka.

Dua, baru kali ini ada ketua dewan lampau nyaring terdengar marah karena merasa upetinya kurang banyak soal KTP-El. Belum lagi yang masih menjabat dan pernah menjabat namun terjungkal, pokoknya keren lah prestasi mereka.

Tiga, pimpinan dewan independen yang tahan banting. Coba mana pernah malu meskipun lembaganya salah namun tetap saja menuding pihak lain sebagai lembaga yang buruk. Tidak hanya sekali dua kali, puluhan kali malah.

Empat, ide untuk mereka tidak pernah mati. Soal uang dan pembangunan mereka jagoan lho. Apalagi berebut kursi dan posisi. Mau nambah kursi pimpinan lagi, apa tidak hebat.

Lima, mana ada kalah pemilu memegang kekuasaan dan bisa bagi-bagi kue, kalau tidak lembaga terhebat di dunia. Saling sandera dan tanpa kerja sekian lama lagi. Eh malah bisa menolak menteri untukd atang karena bukan orang partai politik.

Coba bandingkan, mana ada hebatnya KPK di depan mereka!

KPK recehan, nangkap tangan dengan uang Cuma 100 juta rupiah, pimpinan PD lho, kolega dewan juga, gak mungkin level mereka menerima Cuma segitu.  Padahal level mereka biasanya kan M bahkan T untuk nilai suap kelas mereka. Artinya mereka ngaku kan.

KPK bikin gaduh, iya mereka hanya bikin gaduh, coba dewan dibiarkan ngantuk saja tanpa kerja, mau maling diamkan, mau ngambeg beri permen, pasti tidak gaduh. Iya maling baru ngincer sudah digebug mana tidak ngamuk. Padahal dulu pesta pora dengan perempuan dan uang itu biasa saja. Kan gak mutu KPK itu. Mengganggu kesenangan orang saja.

KPK sok tahu, mana pernah mereka tahu ada juz, aple malang, apel washington, uztad, kyai, pondok,mereka itu lebih pinter lho, eh malah dibuka oleh sikap sok tahu KPK. Susah-susah menciptakan dan mengreasikan istilah eh dipecundangi  KPK anak kemarin sore, cicak sok tahu yang menjengkelkan.

Hayo, siapa yang pilih bubarkan KPK?

Kemudian, siapa yang pilih bubarkan DPR?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun