Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepemimpinan Nasional, antara Jabatan atau Pilihan

29 Juni 2017   11:02 Diperbarui: 30 Juni 2017   12:45 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua, mereka tidak peduli, karena toh menguntungkan dengan model kepemimpinan yang semata jabatan. Buat apa capek-capek menjadi pemimpin jika toh tidak perlu susah-susah bisa menjadi pejabat. Sebagian besar pejabat bangsa ini pada bagian ini. Ogah susah, begitu saja cukup. Bersama-sama kita saksikan bagaimana selevel profesor, doktor, pemimpin tertinggi negeri pun, memilih semata kepemimpinan itu semata jabatan. Contoh, jelas-jelas tertangkap tangan karena maling, eh masih merasa tidak bersalah dan malah menyalahkan pihak lain. Atau  pimpinan yang jelas mengatakan apa yang tidak dia lakukan. Level pencitraan, level merasa bersalah saja di bawah  standar tertangkap, masih menyalahkan pihak lain. Belum lagi, soal pemaksaan kebenaran dan kehendak dengan kekuatan.

Tiga, atau memang sama sekali tidak tahu bahwa kualitas mereka serendah itu. Ini bisa saja, karena memang level kepemimpinan bangsa ini rendah karena semangat belajarnya lemah dan kurang membaca serta wawasan.

Benar dan sepakat bahwa soal kepemimpinan bukan masalah terori dan istilah, namun ciri-ciri yang ada sangat menunjukkan kualitas kepemimpinan negeri ini. Kepemimpinan tidak semata dilahirkan, namun juga perlu pelatihan, melakukan dengan kesungguhan, dan adanya pembaharuan terus menerus. Pembaharuan bisa melalui bacaan, seminar, diskusi, dan sebagainya. Bagaimana mau maju, jika membaca saja sudah enggan, mendengar ceramah dan seminar tidur, bertanya malu, apalagi menggali dan menemukan teori baru.

Bangsa ini tidak kurang pemimpin yang cerdas, pintar, modern, namun sangat kurang pemimpin yang menjalankan pilihan untuk menjadi pemimpin. Lebih banyak yang mengejar jabatan, apa yang terjadi? Ketika jabatan teraih, ya sudah mau apa lagi. Era modern, kepemimpinan adalah alat atau sarana untuk membawa orang menjadi lebih berkualitas. Kepemimpinan tidak serta merta adalah presiden, gubernur, menteri, anggota dewan, namun kita semua.

Bagaimana kita memimpin diri ini untuk menjadi.... Apabila sebagian besar warga bangsa ini sadar akan hal ini, bukan tidak mungkin bangsa ini menjadi bangsa besar yang disegani bangsa lain, bukan karena masa lalu atau kebesaran sejarah saja.

Salam

Inspirasi: The 8 th Habit, Stephen R. Covey

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun