Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mendesak Dibentuknya Dewan Islah/Rekonsiliasi Nasional, Menjawab Ide Rizieq dan Sandy

20 Juni 2017   07:31 Diperbarui: 20 Juni 2017   17:37 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Try Sutrisno, dua negarawan yang masih sugeng dan jernih dalam melihat fenomena negeri. Wapres yang baik dan masih terus mengikuti perkembangan bangsa. Tidak banyak cakap dan masalah, tidak pernah terdengar kasus dan juga kenyinyirannya. Patut sebagai penasihat.

Dari pada uang rakyat untuk bayar DPR eh malah nambah kursi, atau DPD yang ribut kursi ketua melulu, lebih baik dialokasikan kepada lembaga yang mendesak dan penuh manfaat ini. Ini bukan masalah kecil. Soal besar yang akan terus terbawa jika tidak ada islah atau rekonsiliasi.

Soal siapa ketua, biar mereka  yang membicarakan, seperti model Wantimpres, anggoa yang menentukan, karena mereka semua tokoh besar, pemimpin di mana-mana, dan tentunya sudah biasa menjadi pemimpin dan anggota yang baik.  Anggota juga bisa mereka tambahkan sesuai dengan kebutuhan dan kesepatakan mereka.

Hasil rekomendasi mereka tentu diserahkan kepada pemerintah yang harus dicatat jangan berdalih hilang lagi, kemudian diterima oleh seluruh rakyat dan bangsa ini. Catatan dan keberatan bisa disampaikan sebelum pemerintah menyatakan memberlakukan islah-rekonsiliasi itu. Ada waktu dari penyerahan dari tim kepada pemerintah untuk masyarakat luas memberikan masukan, tapi jelas tidak akan mengubah esensi atas rekomendasi tim tersebut. Jadi jika pemerintah telah menyatakan itu sebagai keputusan pemerintah tidak ada lagi kalimat nyinyir di belakang.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun