Ilmu yang ia ajarkan dan turunkan kepada dukun beranak dan teman-temannya yang sepaham telah mendarah aging. Mereka minta jatah dari gaji dan kekayaan Ana biasa saja. Sering bahkan mengambil sendiri karena memang sangat kaya mereka tidak peduli kadang dengan aset dan kepemilikannya.
Kelompok ini sangat suka dengan keadaan ini. Rekan Ana yang mau membantu Ana bersikap tegas selalu dimusuhi, difitnah, dikatakan matrelah, gak berhaklah, maling lah, padahal mereka sendiri yang berbuat itu. Hal ini telah menjadi gaya hidup anak buah yang juga dibantu kelahirannya oleh si dukun sakti itu. Atas nama kemanusiaan dan kebebasan serta tahu terima kasih, si dukun memutarbalikan fakta, keadaan, dan data demi menunjang obsesinya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H