Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Duit Berko, Duit Lanang Bentuk Mampetnya Komunikasi Laki-laki Perempuan

5 Mei 2017   07:24 Diperbarui: 5 Mei 2017   08:51 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Duit Berko, Duit Lanang,Bentuk Mampetnya Komunikasi Laki-Laki-Perempuan

Uang Lampu Sepeda dan Uang Laki-Laki

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pakar cinta Kompasianer Mbak Aryani Na dan Kompasianer muda calon ahli percintaan Agita, saya mau ikut nimbrung, daripada nulis politik terus nggarahi ribut,saya sebagai awam, amatir, mau ikut meramaikan diskusi HL mereka.

Kisah satu, waktu pendidikan kami dilarang memegang uang sama sekali, dididik untuk hidup sederhana, uang ada adalah dari uang saku. Salah satu rekan mengatakan, “Aku duwe duit lanang, Deng.”“Aku punya uang laki-laku Bro,” begitu terjemahannya. Uang yang diselipkan sebagai dana tidak terduga. Jelas ini melanggar janji, namun juga ternyata hidup berkeluarga demikian adanya.

Kisah kedua, seorang dosen mengisahkan, dalam keluarganya, semua uang dikelola istri dan susah kalau mau mengeluarkan, alasannya berbelit, dan bisa menjadi “perang dunia”, kisahnya beliau. Suatu hari, beliau menjual panenan gabah di sawah dan bayaran di sawah. Uang hasil panenannya tetap diberikan kepada istrinya, namun minus X rupiah yang disimpan di berko,lampu sepeda zaman dulu. Susah juga dipahami jika konteks sekarang. Jelas kalau kantong atau dompet jelas tidak akan mungkin menjadi tempat aman penyimpanan, apalagi uang. Berko,selain tidak mudah dibuka, juga mesti akan ketahuan mau apa buka lampu.

Komunikasi beda arah dan beda kepala

Komunikasi laki-laki dan perempuan memang diciptakan Tuhan beda adanya. Itulah yang namanya tugasdari Yang Kuasa. Dua kepala, dua hati, yang oleh Sang Pencipta dijadikan satu. Bagaimana dari padumenjadi padhu,dari yang awalnya bertengkar menjadi harmoni. Ada yang mengalah ada yang mau menerima dengan baik. Bukan menang kalah di dalam relasi, namun sama-sama menang. Jelas ini adalah kisah kedosaan manusia yang membuatnya dijadikan susah untuk bertemu tapi juga berlanjut untuk bertaut. Ribet kan?

Beda pola pikir yang tidak perlu disamakan.

Soal duit lanangtadi. Pihak laki-laki bukan mau berbohong atau menyembunyikan sesuatu, namun toh punya kepentingan lain yang bisa saja tidak terduga. Misalnya, au makan atau minum bareng teman-temannya. Pola ini memang mudah dipahami perempuan? Jelas tidak bisa. Sama juga dengan beli tas yang dibeli dulu belum dipakai sudah beli lagi, pola pikir laki-laki buat apa, toh pakai plastik juga bisa. Akhirnya bukan mau menyamakan pola pikir namun bisa paham dan menerima kondisi yang memang awalnya berbeda itu. Berkaitan dengan hobby juga bisa dibicarakan dengan baik. Kisah kecil mengenai hal ini, sangat tragis akhirnya, ada laki-laki yang menjual anak sapi dan dibelikan bunga, gelombang cinta.Bayangkan pedhetditukar gelombang cinta. Istri mau protes tidak bisa, gampang saja, pagi suami belum bangun, sang bunga masuk kuali dan menjadi sayur untuk makan pagi. Pelampiasan yang setimpal, apa yang terjadi? Suami bertanya di mana bunga barunya, itu yang kamu makan. Puas mungkin si istri, ternyata suaminya gila seketika. Sepele bukan, si suami toh uang sendiri, si istri juga sepele, toh jadi sayur yang dimakan sendiri. Padahal tidak ada yang sepele di sini.

Relasional dan seksualitas

Seksualitas di sini adalah segala sesuatu yang menunjukkan segi laki-laki dan perempuan, bukan semata kaitannya dengan hubungan seksual. Begini, ini juga kaitannya dengan keterangsangan, laki-laki, melihat perempuan seksi, atau apapun yang menarik baginya tentu akan merespon, namun tidak ada masuk ke dalam hatinya. Toh kemudian ada lagi yang menarik, sudah lupa dengan yang sebelumnya. Hal ini mana bisa dipahami pasangannya yang memang memiliki pola pikir dan relasional mendalam. Ini berbeda. Jangan kaget banyak pasangan berkelahi hanya karena beda pola pikir di dalam relasional ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun