Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Si Penista Agama

4 Mei 2017   20:56 Diperbarui: 4 Mei 2017   21:02 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok, Si Penista Agama

Artikel ini bukan soal menang atau kalah pilkada, kalau ada yang koment itu lebih baik becermin dulu, daripada mempermalukan diri sendiri. Artikel ini hadir karena kemarin pagi ada video yang ditawarkan youtubemengenai pengakuan anak magang kala makan siang bersama Ahok,” Apa kehendak Tuhan atas hasil pilkada ini?” Demikian paling tidak retoris Ahok, yang dijawab sendiri, bahwa justru ini adalah waktunya membuktikan kinerjanya itu baik atau tidak.

Ahok yang dalam masa kampanye identik dengan China dan kafir itu seolah bukan anak negeri ini, namun musuh asing yang perlu disingkirkan, tidak heran ada lebaran kuda, demo berjilid-jilid, dan bukan demo masak atau demo panci arisan ibu-ibu RT. Demo besar-besaran yang melibatkan banyak pihak dan kepentingan.

Iman Pak Ahok yang mengedepankan cinta kasih ternyata dihayati dengan bai. Kasih kepada Tuhan dan sesamanya.  Bisa dilihat dalam beberapa contoh konkret:

Cinta kepada Tuhan, diperlihatkan dengan, menerima kekalahannya, dan menanyakan kehendak Tuhan atas kehendak-Nya, bukan malah sebaliknya dengan menuduh, mengancam, atu sejenisnya. Contoh orang beriman, kalau mau protes tunjukkan di mana salahnya!

Agama juga mengajarkan kebenaran. Apapun dasarnya adalah kebenaran universal bukan kebenaran sesuai kepentingan. Kompromi sepanjang bertentangan dengan kebenaran bukan jalan yang dipilih. Gampang kog mau jadi gubernur lagi, satu saja kuncinya, mau kompromi dengan dewan dan anak buah, semua lancar, dan bisa-bisa tidak mencalonkan diri namun diminta untuk mencalonkan diri. Ada yang protes? Coba buktikan di mana salahnya!

Kasih kedua itu kepada sesama. Bagaimana ia buktikan dengan memberikan kesempatan kepada orang yang sangat sulit kemungkinannya ke Tanah Suci, meskipun banyak yang mengatakan hanya satu sebagai propaganda, toh tidak ia jawab dengan tuduhan sebaliknya.

Masyarakat yang masih kekurangan ia berikan tambahan melalui KJP, KJS, dan penghuni liar ia beri kesempatan untuk hidup lebih baik di rusun dengan sewa terjangkau. Kekurangan di sana-sini bukan untuk dijadikan alat, namun untuk diperbaiki tentunya.

Apakah yang dilakukan itu salah? Jika salah coba berikan buktinya, paling-paling juga akan diberikan rumor, kasus yang diada-adakan, atau kisah yang lampau yang itu-itu juga. Apakah agama apapun itu ada yang menentang apa yang disajikan di atas?

Apa ada agama yang melarang maling diteriaki maling? Atau ada agama yang mengizinkan maling asal mendapatkan bagian? Jika ada itu perilaku menyimpang orang beragama yang menggunakan agama sebagai kedok perilaku tamaknya.

Apa salah jika menghardik bandit berkedok demokrasi dan anggota dewan? Mana salahnya? Nyatanya anggota dewan yang ditangkap tangan KPK sedang menerima uang dari pengembang yang selalu dituduhkan kepadanya. Ia tidak pernah membalikkan kalimat siapa yang terbukti itu sebagai senjata untuk ketenarannya sendiri.

Apa salah jika memindahkan orang dari perumahan yang tidak patut ke rumah yang cukup layak dengan uang sewa yang sangat wajar? Jika salah coba berikan bukti di mana salahnya. Paling-paling akan dikatakan soal penggusuran. Yang itu-itu saja tidak pernah beranjak.

Apa salah jika sungai menjadi bersih? Apa ada to sejatinya manusia yang suka tempat kotor, jorok, banyak sampah, dan aliran air tersumbat di mana-mana. Coba tilik sendiri hati masing-masing, pasti setuju sungai bersih itu menyenangkan. Jika mengatakan sebaliknya, tertawa saja.

Jika ada orang yang mengatakan pelayanan lama, antri panjang dan berbelit dipilih, itu hanya orang zaman batu yang mendapat  keuntungan dari sana. Jika orang biasa, masyarakat biasa akan senang mendapatkan pelayanan cepat, ringkas, tidak susah, dan berbelit.

Mengapa Ahok begitu menakutkannya, bahkan yang terbaru ada ancaman ke presiden jika diangkat jadi menteri, lho memangnya ada yang berhak di negara ini menolak atau melarang ini menjadi apa karena alasan apapun? Meskipun pimpinan dewan? Lho bertahun lalu kog mengusung jadi cawagub? Aneh, atau amnesia? Sehinggga dulu dipuja sekarang dinista, hanya karena meninggalkan kebersamaannya. Ini pimpinan dewan atau abege labil sih?

Melihat apa yang disampaikan Ahok bahwa ini saatnya membuktikan kualitas kerjanya, layak ditunggu. Tidak perlu datang kalau hanya mau mengatakan sebaliknya tanpa data dan hanya berdasar kebencian semata. Vote tidak menarik meskipun diberikan 1000 sekalipun tidak berguna bagi saya, memangnya ngepek?Sama sekali tidak mengurangi jati diri saya.

Pribadi-pribadi yang suka mengotori lapak lebih baik tidak datang daripada satu hit namun membuat jelek pemandangan. Kebencian itu tidak mempengaruhi saya, namun malah merusak jiwa Anda sendiri, apalagi ditambah tuduhan-tuduhan ngawur dan tidak mendasar seperti selama ini. Memangnya puas jika sudah nuduh-nuduh begitu, jika iya, berbahagialah dan silakan bahagia di atas kotoran sendiri.

Jayalah Indonesia tanpa kebencian

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun