Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Si Penista Agama

4 Mei 2017   20:56 Diperbarui: 4 Mei 2017   21:02 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa salah jika memindahkan orang dari perumahan yang tidak patut ke rumah yang cukup layak dengan uang sewa yang sangat wajar? Jika salah coba berikan bukti di mana salahnya. Paling-paling akan dikatakan soal penggusuran. Yang itu-itu saja tidak pernah beranjak.

Apa salah jika sungai menjadi bersih? Apa ada to sejatinya manusia yang suka tempat kotor, jorok, banyak sampah, dan aliran air tersumbat di mana-mana. Coba tilik sendiri hati masing-masing, pasti setuju sungai bersih itu menyenangkan. Jika mengatakan sebaliknya, tertawa saja.

Jika ada orang yang mengatakan pelayanan lama, antri panjang dan berbelit dipilih, itu hanya orang zaman batu yang mendapat  keuntungan dari sana. Jika orang biasa, masyarakat biasa akan senang mendapatkan pelayanan cepat, ringkas, tidak susah, dan berbelit.

Mengapa Ahok begitu menakutkannya, bahkan yang terbaru ada ancaman ke presiden jika diangkat jadi menteri, lho memangnya ada yang berhak di negara ini menolak atau melarang ini menjadi apa karena alasan apapun? Meskipun pimpinan dewan? Lho bertahun lalu kog mengusung jadi cawagub? Aneh, atau amnesia? Sehinggga dulu dipuja sekarang dinista, hanya karena meninggalkan kebersamaannya. Ini pimpinan dewan atau abege labil sih?

Melihat apa yang disampaikan Ahok bahwa ini saatnya membuktikan kualitas kerjanya, layak ditunggu. Tidak perlu datang kalau hanya mau mengatakan sebaliknya tanpa data dan hanya berdasar kebencian semata. Vote tidak menarik meskipun diberikan 1000 sekalipun tidak berguna bagi saya, memangnya ngepek?Sama sekali tidak mengurangi jati diri saya.

Pribadi-pribadi yang suka mengotori lapak lebih baik tidak datang daripada satu hit namun membuat jelek pemandangan. Kebencian itu tidak mempengaruhi saya, namun malah merusak jiwa Anda sendiri, apalagi ditambah tuduhan-tuduhan ngawur dan tidak mendasar seperti selama ini. Memangnya puas jika sudah nuduh-nuduh begitu, jika iya, berbahagialah dan silakan bahagia di atas kotoran sendiri.

Jayalah Indonesia tanpa kebencian

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun